Reporter: Revita Rita Rani | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Produsen peralatan listrik PT Schneider Electrics Indonesia mengintip peluang dari proyek pembangkit berkapasitas 35.000 megawatt (MW). Semakin kencang proyek energi ini bergulir, semakin kencang pula aliran dana masuk ke pundi-pundi Schneider.
Menurut Riyanto Mashan, Country President Schneider Electrics Indonesia, pertumbuhan penjualannya setidaknya menyamai pertumbuhan bisnis pembangkit listrik PT Pembangkit Listrik Negara (PLN). Ia mengklaim, di bisnis ini, Schneider telah meneken kerjasama dengan PLN.
Sebagai informasi, PLN mengantongi 35 proyek pembangkit listrik berkapasitas 10.681 MW. Dalam proyek ini, Schneider berpartisipasi dalam pendistribusian dan penyediaan transmisi dari pembangkit listrik, seperti penyediaan travo, panel-panel pembangkit tegangan menengah dan tegangan rendah, dan produk kelistrikannya.
"Proyek energi pemerintah ini berkontribusi terbesar ke pendapatan kami," kata Riyanto kepada KONTAN, Minggu (20/12/).
Selain menggarap proyek pengadaan peralatan listrik untuk proyek besar, Schneider juga menyasar pasar alat listrik skala ritel. Namun, kontribusinya masih terbilang kecil. Sayang Riyanto enggan menyebutkan perinciannya. Ia hanya bilang, hampir seperempat dari total pendapatannya berasal dari proyek PLN.
Adapun di pasar ritel, Riyanto mengklaim telah memiliki jaringan distribusi ke 6.000 toko dan lebih dari 100 distributor di seluruh Indonesia. "Produk listrik itu membutuhkan pemeliharaan. Nah, kami menyediakan peralatan penggantinya itu di pasar ritel," kata Riyanto.
Salah satu proyek yang sedang digarap Schneider Indonesia saat adalah memasok perlengkapan listrik untuk pembangunan pelabuhan Kalibaru. Selain itu, Schneider juga memasok peralatan listrik ke proyek lainnya, seperti pengolahan mineral atau smelter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News