kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kelapa sawit akan jadi produk ramah lingkungan


Senin, 26 Agustus 2013 / 23:38 WIB
Kelapa sawit akan jadi produk ramah lingkungan
ILUSTRASI. Ilustrasi hari besar nasional dan internasional bulan April 2022.


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

Dua pekan lagi, Konferensi Tingkat Tinggi Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) akan digelar di Bali. Tepatnya 5-7 Oktober 2013. Salah satu isu yang akan dibahas dalam ajang tahunan ini yaitu mengenai kelapa sawit. Sebagai negara penghasil kelapa sawit terbesar, pemerintah Indonesia menginginkan produk kelapa sawit diloloskan sebagai produk yang ramah lingkungan.

Dengan begitu, produk kelapa sawit dalam negeri bisa diterima di pasar Uni Eropa dan Amerika Serikat. Seperti diketahui bahwa negara-negara di kedua benua tersebut menganggap sangat penting bahwa produk kelapa sawit yaitu Crude Palm Oil (CPO) harus ramah lingkungan. “Kita sudah berhasil mengagendakan isu produk kelapa sawit di APEC bulan Oktober tahun 2013 ini,” ujar Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi.

Khusus mengenai pasar Amerika Serikat, lanjut Bayu, tinggal menunggu keputusan dari Badan Perlindungan Lingkungan (EPA). Pasalnya pada Agustus 2013 lalu, lembaga pemerhati lingkungan dari Amerika Serikat telah selesai memeriksa lahan sawit di Sumatera dan Kalimantan. “Jadi kita tinggal menunggu hasilnya,” katanya.

Ketua Bidang Sustainability, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Daud Dharsono menuturkan bahwa penerapan aspek-aspek berkelanjutan dalam operasional perkebunan kelapa sawit telah diterapkan dan terus dikembangkan. "Tujuannya untuk membuktikan bahwa produk CPO dihasilkan dari sistem pengelolaan berkelanjutan," katanya.

Para pelaku usaha di industri ini juga terus mencari solusi terkait dengan penerapan prinsip keberlanjutan tersebut. Salah satunya melalui forum International Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE).

Konferensi ini menjadi sarana para pengusaha industri kelapa sawit, pemerintah Indonesia, LSM pemerhati lingkungan dan sosial, juga para peneliti dalam berbagi pengalaman, mencari solusi, dan juga sumber daya untuk mengatasi isu-isu terkait lingkungan dan sosial. Forum dua tahunan ini, rencananya akan kembali digelar pada Februari 2014 di Bali.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, tahun lalu industri kelapa sawit menyumbang devisa sekitar Rp205 triliun atau penyumbang terbesar kedua setelah sektor minyak dan gas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×