kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Kelola Freeport dan Vale, IMA: MIND ID Perlu Pastikan Pengendalian Bisnis


Senin, 26 Februari 2024 / 21:15 WIB
Kelola Freeport dan Vale, IMA: MIND ID Perlu Pastikan Pengendalian Bisnis
ILUSTRASI. MIND ID diminta memastikan pengendalian bisnis setelah resmi memegang saham INCO dan PT Freeport Indonesia.ANTARA FOTO/Jojon/Spt.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holding industri pertambangan MIND ID diminta memastikan pengendalian bisnis berjalan dengan baik setelah resmi memegang saham terbesar PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Freeport Indonesia.

Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Djoko Widajatno menjelaskan, MIND ID perlu mengantisipasi pergerakan harga komoditas dalam pelaksanaan bisnis.

"Kalau industri alami kelebihan produksi kan ribet juga karena harga turun. Kalau harga turun tinggal pandai-pandai bagaimana mengoptimalkan kepemilikan saham yang besar ini," kata Djoko kepada Kontan, Senin (26/2).

Djoko menjelaskan, pengendalian bisnis menjadi penting pasalnya BUMN memiliki kewajiban untuk memberikan dividen bagi negara.

Baca Juga: MIND ID Gelontorkan Dana Sekitar US$ 300 Juta Juta untuk Caplok 14% Saham INCO

Sebelumnya, Peneliti dari Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov menyatakan, pasca akuisisi ini, MIND ID perlu mengantisipasi sejumlah hal terkait peningkatan kinerja dan dampak bisnis akibat fluktuasi harga komoditas nikel.

"Bagaimana peningkatan produksi dari MIND ID tadi karena itulah yang akan menjadi pembuktian bahwa itu aksi korporasi yang tepat," ujar Abra belum lama ini.

Abra menjelaskan, akuisisi ini masih memiliki risiko ditengah pergerakan harga komoditas nikel yang fluktuatif.

Menurutnya, ada potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi ditahun ini. Kondisi ini bisa berimbas pada permintaan nikel.

"Perlu dipastikan peningkatan produksi dibarengi dengan peningkatan market. Menjaga market baik dalam negeri maupun pasar internasional, harus pertimbangkan diversifikasi pasar," imbuh Abra. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×