kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Kelola Mahakam, Pertamina tetap gandeng Total E&P?


Rabu, 25 Februari 2015 / 15:08 WIB
Kelola Mahakam, Pertamina tetap gandeng Total E&P?
ILUSTRASI. Gejala kanker prostat.


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengisyaratkan bahwa PT Pertamina (Persero) tidak akan mengelola Blok Mahakam 100%. Pasalnya, Pertamina diminta tetap menggandeng operator sebelumnya. Yakni, Total E&P Indonesie dan pemerintah daerah Kalimantan Timur.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmadja mengatakan, akan ada opsi dimana Pertamina jadi mayoritas dan operator. Namun, Pertamina tetap menggandeng Total agar bisa bekerjasama mengelola Blok di luar negeri atau swap.

Meski begitu, sampai saat ini kementerian ESDM belum menerima proposal perpanjangan blok Mahakam dari Pertamina pasca survei yang dilakukan beberapa bulan lalu. "Target kita bulan ini (diputuskan). Kita harapkan hari ini masuk. Besok ketemu dengan Pertamina bahas kesiapan, dan lain-lain," tuturnya.

Ia juga menegaskan bahwa pemerintah pusat akan memberikan Participating Interest (PI) 10% kepada pemerintah daerah maupun provinsi Kalimantan Timur.
"Jadi 10%-nya milik Pemda. Mereka kan punya konsorsium bank tapi jangan nge-gendong ke perusahaan. Jadi ada 3, Pemda, Pertamina dan Total," ungkapnya.

Sebelumnya, Direktur Hulu Migas Pertamina, Syamsu Alam mengatakan, masih menyiapkan kematangan proposal Blok Mahakam tersebut. Dipastikan dapat diserahkan minggu ini ke Kementerian ESDM.

Di dalam proposal tersebut, Pertamina tidak menyampaikan mengenai skema partnership. Hal tersebut lebih kepada rencana pengembangan Blok Mahakam. "Kita tidak membahas partnership tapi lebih kepada pembahasan yang meliputi aspek teknis, ekonomis, dan komersial," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×