kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.900.000   26.000   1,39%
  • USD/IDR 16.303   11,00   0,07%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

Kemenhub cari rumus adil taksi argo dan online


Sabtu, 28 Oktober 2017 / 10:55 WIB
Kemenhub cari rumus adil taksi argo dan online


Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehadiran taksi online berbasis aplikasi tidak dipungkiri mengancam industri bisnis taksi argo yang sudah lama hadir sebelumnya. Maka dari itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan mencari formula yang tepat agar kedua industri tersebut dapat berjalan seiringan tanpa mematikan bisnis lainnya.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo menyatakan, saat ini pemerintah terus berusaha mengakomodasi kebutuhan masyarakat terhadap transportasi baik yang berbasis argo maupun aplikasi.

Harapannya, agar kedua model transportasi tersebut dapat beroperasi beriringan demi memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Nanti dilihat berapa banyak taksi argo yang sudah beroperasi. Nah, kekurangannya untuk taksi online. Nanti di website bebas bisa dibuka berapa banyak yang dibutuhkan," terang Sugihardjo di Gedung Karsa Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (27/10).

Sugihadjo juga mengingatkan, selain mengakomodasi operasional taksi berbasis argo maupun aplikasi, pemerintah juga sedang mendorong pengembangan transportasi massal khususnya di wilayah Jabodetabek agar dapat mengurangi kemacetan.

"Kita juga perhatikan, pemerintah di Jabodetabek sedang masif kembangkan angkutan massal. MRT dari utara dan selatan sudah menuju ke Bundaran HI. LRT juga dikerjakan. Agar biaya transportasi bisa semakin murah," tambah Sugihardjo.

Namun, Ridzki Kramadibrata selaku Managing Director Grab Indonesia juga mengingatkan pemerintah untuk mempertimbangkan tingkat pertumbuhan masyarakat, khususnya di wilayah Jabodetabek.

Jangan sampai, tingginya tingkat pertumbuhan tidak dapat diakomodasi oleh ketersediaan moda transportasi yang ada. "Jumlah demand saat ini sangat tinggi apalagi dengan kehadiran teknologi, masyarakat butuh jumlah yang lebih banyak. Jadi, dipertimbangkan juga pertumbuhan tersebut," ujar Ridzki.

Walau begitu, Ridzki tetap akan berkoordinasi dengan pihak Kementerian Perhubungan agar dapat mengakomodasi berapa besar kebutuhan dan ketersediaan armada dari Grab.

"Kami akan beritahu Pak Sugihardjo berapa kebutuhan masyarakat, dan berapa supply yang dibutuhkan," pungkas Ridzki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×