Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menyelesaikan evaluasi pendanaan proyek Bandara Kualanamu, Medan. Hasilnya, biaya pembangunan Bandara yang akan mengganti peran Bandara Polonia tersebut bisa dihemat sekitar Rp 700 miliar.
"Kita bisa saving sampai Rp 700 miliar dari pekerjaan runway. Penghematan itu didapat dari yang tadinya melakukan dua paket pekerjaan tahun ini menjadi satu paket saja," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti S Gumay, akhir pekan lalu. Cara seperti ini disebutnya bisa menghemat biaya pengadaan material yang dibutuhkan.
Namun ia menjelaskan, konsekuensi dari memecah pekerjaan membangun runway adalah mundurnya penyelesaian bandara dari 2011 menjadi 2012.
"Dengan penghematan ini, tambahan dana yang kami ajukan ke DPR melalui APBN-P 2010 tidak jadi Rp 600 miliar. Tetapi hanya sekitar Rp 450 miliaran," jelasnya.
Untuk memastikan tidak terjadi penggelembungan dana proyek, Herry mengaku saat ini pemerintah tengah menugaskan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mengaudit laporan penggunaan dana proyek tersebut.
Awalnya, pembangunan Bandara Kualanamu diperkirakan membutuhkan dana Rp 5,9 triliun yang dibiayai dengan skema public private partnership (PPP). Dimana Rp 4,3 triliun berasal dari APBN dan Rp 1,6 triliun dari kantong PT Angkasa Pura II (Persero). Sejak dimulai pembangunannya pada 2007, pemerintah telah menggelontorkan Rp 1,3 triliun sampai 2009 lalu.
Dengan perkembangan penghematan diatas, tahun ini tampaknya pemerintah hanya bisa mengucurkan dana Rp 1,05 triliun. Terdiri dari Rp 602,42 miliar dari APBN 2010 dan tambahan Rp 450 miliar dari APBN-P 2010. Sehingga untuk bisa selesai 2012, pemerintah masih punya sisa memberikan dana Rp 1,95 triliun lagi.
Dus, proyek pembangunan lintas kereta api yang menghubungkan stasiun Aras Kabu dengan stasiun Bandara Kualanamu sepanjang 5 kilometer milik PT Railink juga terpaksa tertunda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News