Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut, realisasi investasi industri manufaktur sepanjang tahun 2024 tercatat sebesar Rp 721,3 triliun atau berkontribusi 42,1% terhadap total realisasi investasi di Indonesia yang mencapai Rp 1.714,2 triliun.
Torehan investasi manufaktur tersebut terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 194,3 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 527 triliun. Investasi manufaktur pada tahun 2024 pun naik signifikan dibandingkan realisasi tahun 2023 yang menembus Rp 596,3 triliun.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, di tengah gejolak ekonomi dan politik global yang masih belum stabil, Indonesia berhasil mencatatkan capaian positif di bidang investasi, termasuk dari sektor industri manufaktur.
“Hal ini menandakan bahwa kepercayaan para investor masih tinggi terhadap iklim usaha di Indonesia, dan menilai Indonesia masih menjadi negara tujuan utama investasi yang baik untuk basis produksi dan hub ekspor,” kata dia dalam keterangan resmi, Jumat (31/1).
Merujuk data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, realisasi total investasi pada tahun 2024 naik 20,8% year on year (YoY).
Baca Juga: Masih Ekspansif, Indeks Kepercayaan Industri di Januari 2025 Capai 53,10
Capaian tersebut juga melampaui target Presiden sebesar Rp 1.650 triliun (103,9%) dan melampaui target renstra sebesar Rp 1.239,3 triliun (138,3%). Dari total investasi tahun 2024, terdapat sebanyak 2.456.130 orang tenaga kerja yang terserap atau naik 34,7% secara tahunan.
Agus menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pelaku industri manufaktur yang telah merealisasikan investasinya di Indonesia. Sebab, komitmen mereka membawa dampak yang luas bagi perekonomian nasional, termasuk pada peningkatan serapan tenaga kerja lokal.
“Ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong job creation melalui investasi,” ujarnya.
Tekad pemerintah tersebut juga direalisasikan oleh Menperin dengan mendorong Apple untuk dapat membangun pabrik di Indonesia.
“Selain job creation, investasi akan dapat menciptakan nilai tambah signifikan dan kontribusi besar terhadap pendapatan negara,” imbuhnya.
Agus menyatakan, para investor dari sektor industri manufaktur tidak perlu ragu lagi untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Sebab, pemerintah memiliki tekad kuat dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan mengeluarkan berbagai kebijakan yang pro-industri serta memberikan kepastian hukum yang jelas agar aktivitas produksi bisa berjalan lancar.
“Dengan melihat investasi PMA yang cukup tinggi dari sektor industri, turut mencerminkan bahwa adanya kepercayaan yang tinggi dari para investor skala global terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka,” paparnya.
Pada 2024, subsektor industri yang memberikan andil besar terhadap realisasi PMA antara lain industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar US$ 13,6 miliar atau berkontibusi 22,6%, kemudian diikuti industri kertas dan percetakan US$ 4,8 miliar (8%), serta industri kimia dan farmasi US$ 4,1 miliar (6,9%).
Baca Juga: Sekalipun Bangun Pabrik AirTag, Kemenperin Tegaskan Izin Edar iPhone 16 Belum Terbit
Menperin optimistis, apabila kebijakan pro-industri dapat terlaksana dengan baik, target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dapat tercapai. Beberapa kebijakan yang sangat dirasakan pelaku industri antara lain perpanjangan program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), penguatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), evalusasi relaksasi kebijakan impor, serta pemberian insentif fiskal dan nonfiskal bagi industri.
“Kebijakan-kebijakan ini akan menjaga kebutuhan bahan baku, peningkatan investasi dan ekspor, mendongkrak daya saing sektor industri, hingga mengoptimalkan produk lokal di pasar domestik,” sebut dia.
Tak hanya itu, Agus juga menegaskan, pihaknya konsisten untuk terus menjalankan kebijakan hilirisasi industri. Hal ini sesuai dengan salah satu misi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya pada butir kelima, yaitu melanjutkan hilirisasi dan mengembangkan industri berbasis sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
Menurut data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, total nilai realisasi investasi di bidang hilirisasi pada kuartal IV-2024 mencapai Rp 134,9 triliun atau mengisi porsi investasi sebanyak 29,8% dari total realisasi investasi. Capaian tersebut naik signifikan dibanding periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp 109,4 triliun.
Selanjutnya: Cara yang Sopan Menolak Interview Kerja Jika Berhalangan Hadir
Menarik Dibaca: 18 Daftar Makanan yang Membantu Menurunkan Gula Darah yang Tinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News