kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.284   55,00   0,36%
  • IDX 7.897   68,28   0,87%
  • KOMPAS100 1.205   9,55   0,80%
  • LQ45 979   8,95   0,92%
  • ISSI 228   0,30   0,13%
  • IDX30 499   4,36   0,88%
  • IDXHIDIV20 603   5,71   0,96%
  • IDX80 137   1,04   0,77%
  • IDXV30 140   0,01   0,01%
  • IDXQ30 167   1,40   0,85%

Kemenperin Dorong Pelaku Usaha Gas Industri Kembangkan Hidrogen Hijau


Rabu, 11 September 2024 / 09:19 WIB
Kemenperin Dorong Pelaku Usaha Gas Industri Kembangkan Hidrogen Hijau
ILUSTRASI. Indonesia berupaya ambil tindakan untuk mengurangi tingkat emisi gas rumah kaca (GRK) secara bertahap.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tantangan perubahan iklim, Indonesia berupaya mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi tingkat emisi gas rumah kaca (GRK) secara bertahap. Indonesia telah menyampaikan peningkatan ambisi penurunan emisi GRK melalui dokumen Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC). 

Untuk mendukung pengurangan tingkat emisi GRK pada industri, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk dapat mencapai target Net Zero Emission (NZE) di sektor industri pada tahun 2050, lebih cepat 10 tahun dari target NZE nasional.

Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Reni Yanita mengatakan, fenomena krisis energi yang melanda dunia serta komitmen Indonesia dalam penurunan emisi GRK harus menjadi perhatian bagi para pelaku industri, khususnya dalam menemukan solusi pemenuhan energi yang rendah karbon. 

"Pengembangan hidrogen hijau adalah salah satu strategi untuk mencapai target NZE industri tahun 2050,” ujar dia dalam siaran pers, Selasa (10/9).

Baca Juga: Begini Strategi Sinar Mas Kejar Dekarbonisasi Melalui Pilar Usaha

Reni optimistis, dengan mensubstitusi penggunaan bahan bakar berbasis fosil ke bahan baku yang berasal dari sumber terbarukan, Indonesia dapat mengakselerasi pencapaian target NZE tersebut. 

Terlebih lagi, hidrogen merupakan alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan dan merupakan media penyimpan energi yang ideal, terutama jika dibangkitkan dari sumber energi terbarukan (green hydrogen).

Selain itu, hidrogen adalah penghubung rantai energi yang berkelanjutan dan bebas emisi dari awal hingga akhir. Munculnya hidrogen sebagai alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan juga perlu diantisipasi sebagai peluang pengembangan untuk produsen gas industri ke depannya. 

Namun, penggunaan hidrogen sebagai energi dalam skala besar perlu didukung dengan infrastruktur produksi, penyimpanan, dan transportasi ke pengguna akhir yang andal, aman, memadai, dan ekonomis.

“Oleh karena itu, industri harus bersiap untuk mengambil peluang ini dengan mempersiapkan penyediaan infrastruktur dan teknologi yang paling efisien dan sesuai dengan standar keamanan yang memadai untuk membangun ekosistem hidrogen di Indonesia” jelas Reni.

Reni menyampaikan, Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) yang merupakan wadah bagi produsen gas industri di Indonesia telah secara aktif menjalankan peran dengan sangat baik sebagai penyedia gas industri di tanah air sejak tahun 1972. 

“Kami juga mengapresiasi produsen gas industri yang berperan aktif mendukung program pemerintah dalam penanganan kebutuhan oksigen pada masa pandemi Covid-19, dengan mengalokasikan seluruh produksi oksigen ke rumah sakit untuk menolong rakyat Indonesia,” tuturnya.

Guna menyongsong Indonesia Emas tahun 2045 yang mengusung kedaulatan, maju dan berkelanjutan di sektor industri, Kemenperin berharap kepada AGII untuk terus mendorong anggotanya aktif melakukan ekspansi agar Indonesia tetap dapat memenuhi kebutuhan gas-gas industri secara mandiri dan tidak bergantung pada impor.

AGII juga diharapkan berperan aktif dalam mendukung perkembangan energi terbarukan yang ramah lingkungan seperti hidrogen.

Ketua Umum AGII Rachmat Harsono menambahkan, di tengah meningkatnya permintaan global akan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, hidrogen telah muncul sebagai salah satu solusi masa depan karena rendahnya emisi karbon yang dihasilkan. Indonesia dengan sumber daya alamnya yang melimpah tentu memiliki posisi strategis untuk memimpin perubahan ini. 

Namun, perlu disadari juga bahwa tantangan dalam mewujudkan potensi tersebut tidaklah mudah. "Diperlukan inovasi teknologi, investasi, serta kolaborasi erat antara pemerintah, industri, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya,” tuturnya.

Oleh karena itu, AGII memiliki tanggung jawab besar untuk mendukung inisiatif pemanfaatan hidrogen hijau, baik dari sisi teknologi maupun keselamatan kerja. 

“Kesadaran terhadap pentingnya keselamatan, baik dalam proses operasional maupun peralatan, merupakan langkah vital agar industri gas dapat berjalan dengan aman dan lancar, serta turut membantu dalam mendorong proses dekarbonisasi yang berkelanjutan,” paparnya.

Baca Juga: Investasikan US$ 5 Miliar, Pemerintah Tingkatkan Produk BBM Pertamina

Rachmat mengemukakan, pelatihan dan pengaplikasian standar keselamatan kerja sangat diperlukan. Salah satu langkah konkret adalah dengan meningkatkan standarisasi peralatan yang digunakan dalam industri gas, termasuk pemanfaatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk peralatan-peralatan penting seperti silinder gas. 

Hal ini tidak hanya memastikan bahwa peralatan yang digunakan memenuhi standar keselamatan yang tinggi, melainkan juga untuk mendukung pertumbuhan industri manufaktur dalam negeri, sehingga pada akhirnya dapat memperkuat kemandirian industri nasional.

Selain aspek keselamatan, penyusunan peta jalan hidrogen yang komprehensif juga sangat penting. Peta jalan ini diharapkan menjadi pedoman yang jelas dalam mendukung transisi energi nasional, sekaligus memacu pertumbuhan industri gas yang lebih berkelanjutan. 

Selain itu, peta jalan tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam mencapai target NZE di Indonesia pada tahun 2050, serta dampak ekonomi dan sosial yang positif bagi masyarakat Indonesia.

Selanjutnya: Super Air Jet Buka Penerbangan dari Pangkalpinang ke Surabaya dan Yogyakarta

Menarik Dibaca: Super Air Jet Buka Penerbangan dari Pangkalpinang ke Surabaya dan Yogyakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×