kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenperin Kawal Sejumlah Proyek Petrokimia Dengan Total Investasi US$ 31 Miliar


Minggu, 09 Januari 2022 / 13:19 WIB
Kemenperin Kawal Sejumlah Proyek Petrokimia Dengan Total Investasi US$ 31 Miliar
ILUSTRASI. Proyek Lotte Chemical Indonesia menjadi salah satu yang akan dikawal pemerintah


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak tahun 2020 hingga tahun 2025, pemerintah tengah berupaya mengawal sejumlah proyek raksasa pembangunan industri kimia yang total nilai investasinya mencapai US$ 31 miliar.

Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri kimia adalah salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan karena mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional. Sebab, bahan-bahan kimia merupakan komoditas yang strategis untuk digunakan sebagai bahan baku di berbagai sektor industri lainnya.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam mengatakan, industri kimia masuk dalam top three kontributor besar terhadap kinerja sektor industri pengolahan nonmigas sehingga menjadi sektor yang berperan penting pada pertumbuhan industri manufaktur nasional.

"Kami bertekad untuk terus menekan defisit neraca perdagangan di sektor industri kimia. Oleh karena itu, perlu pengembangan investasi di industri kimia yang juga dapat mengakselerasi untuk substitusi impor bahan dan barang kimia,” kata dia dalam Penandatanganan MoU antara Kementerian Investasi/BKPM dengan Lotte Chemical Corporation, dan Perjanjian EPC, Jumat (7/1).

Baca Juga: Kemenperin Dorong Pelaku Industri untuk Tingkatkan TKDN

Khayam menjelaskan, secara khusus, industri petrokimia merupakan sektor strategis di tingkat hulu yang menjadi modal dasar dan prasyarat utama untuk mengembangkan industri di tingkat hilir seperti untuk menghasilkan produk plastik, serat kain, tekstil, kemasan, elektronika, otomotif, dan obat-obatan.

“Berhasil tidaknya pemerintah dalam membangun industri nasional, salah satunya sangat dipengaruhi oleh kinerja industri petrokimia,” ujarnya.

Oleh sebab itu, sebagai pemasok bahan baku untuk industri hilir, sektor petrokimia diharapkan memiliki kapasitas yang memadai dan memiliki performa yang baik dan stabil di setiap saat.

“Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk terus memperkuat industri petrokimia melalui peningkatan kapasitas produksi serta melengkapi struktur pohon industri demi menjamin pemenuhan kebutuhan bahan baku industri,” paparnya.

Asal tahu saja, investasi dalam proyek raksasa industri kimia yang dikawal oleh pemerintah sampai dengan 2025 mendatang, salah satu di dalamnya adalah Proyek PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon, yang akan menyerap tenaga kerja hingga 15.000 orang pada masa konstruksi dan 1.300 orang pada saat operasi komersial.

Total investasi proyek PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon akan memiliki total kapasitas produksi sebanyak 3,1 juta ton per tahun akan menghasilkan berbagai produk petrokimia hulu dan hilir seperti Etilena, Propilena, BTX, Butadiena, Polietilena (PE), dan Polipropilena (PP).

Baca Juga: Kompleks Petrokimia Lotte Chemical Indonesia Akhirnya Mulai Konstruksi Tahun Ini

Namun, pada tahap pertama, Lotte Chemical Indonesia akan merealisasikan kapasitas produksi sebanyak 2 juta ton per tahun dengan perincian kapasitas produksi Ethylene sejumlah 1 juta ton per tahun dan Propylene sejumlah 520.000 ton per tahun, serta produk turunan lainnya.

Adapun proyek dengan nilai investasi sebesar US$ 4 miliar tersebut diharapkan dapat memulai pekerjaan konstruksi pada tahun 2022 dan selesai pada tahun 2025.

Kapasitas industri nasional untuk produk-produk tersebut saat ini mencapai 7,1 juta ton per tahun. Namun, impor produk kimia tersebut masih sangat signifikan hingga mencapai 4,6 juta ton pada tahun 2020. Hal ini mengindikasikan masih diperlukannya upaya peningkatan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.  

“Oleh karenanya, proyek pembangunan pabrik Lotte Chemical Indonesia ini diharapkan dapat mensubstitusi impor sehingga menjadi stimulus bagi industri petrokimia hilir lokal dan mendukung penciptaan lapangan kerja,” tegas Khayam.

Hal itu diharapkan akan memperkuat kembali sendi-sendi perekonomian nasional khususnya di sektor industri manufaktur.

Menurut Dirjen IKFT, pemerintah juga berkomitmen untuk membangun industri manufaktur yang berdaya saing global melalui percepatan implementasi industri 4.0. “Kami akan senantiasa mendampingi pelaksanaan proyek ini dan akan turut membantu mengatasi permasalahan yang muncul,” imbuhnya.

Bahkan, dalam upaya mendukung pelaksanaan Making Indonesia 4.0, pemerintah pun tengah mengupayakan penguatan SDM melalui program vokasi industri. Hal ini sangat penting guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan kompeten sesuai dengan kebutuhan industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×