kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.105.000   12.000   0,57%
  • USD/IDR 16.394   -33,00   -0,20%
  • IDX 7.921   -15,68   -0,20%
  • KOMPAS100 1.108   -2,25   -0,20%
  • LQ45 803   -6,10   -0,75%
  • ISSI 272   0,73   0,27%
  • IDX30 417   -2,79   -0,67%
  • IDXHIDIV20 484   -2,17   -0,45%
  • IDX80 122   -0,71   -0,58%
  • IDXV30 132   -0,64   -0,48%
  • IDXQ30 135   -0,62   -0,45%

Kemenperin Kembangkan Industri Minyak Atsiri, Pacu IKM Hilirisasi Kemenyan


Selasa, 16 September 2025 / 09:32 WIB
Kemenperin Kembangkan Industri Minyak Atsiri, Pacu IKM Hilirisasi Kemenyan
ILUSTRASI. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen memperkuat program hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku di Indonesia, salah satunya adalah pengembangan minyak atsiri dari bahan baku kemenyan. Kemenperin ingin memperkuat daya saing Industri Kecil dan Menengah (IKM) di daerah penghasil kemenyan.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita mengungkapkan getah aromatik dari pohon genus Styrax ini tidak hanya bernilai budaya, tetapi juga menyimpan potensi besar dari sisi ekonomi dan industri. “Hilirisasi kemenyan memberikan nilai tambah lebih tinggi. Ini terus kami dorong sejalan dengan agenda hilirisasi sumber daya alam yang digagas pemerintah,” kata Reni dalam rilis yang disiarkan Senin (15/9/2025).

Data Trademap.org mencatat pada 2024 ekspor produk getah alam, resin, dan oleoresin Indonesia, termasuk kemenyan, mencapai US$ 55,5 juta dengan volume 43.685 ton atau setara US$ 1.270,45 per ton. Sementara itu, ekspor produk hilirisasi berupa minyak atsiri dan turunannya tercatat US$ 42,3 juta dengan volume sekitar 1.776 ton atau bernilai US$ 23.817,56 per ton.

Baca Juga: Kemenperin Ungkap Potensi Minyak Atsiri, Nilai Ekspor Tembus US$ 259,54 Juta

“Angka ini menunjukkan bahwa nilai per ton produk hilirisasi jauh lebih tinggi dibandingkan bahan mentah. Artinya, hilirisasi kemenyan mampu memberikan nilai tambah signifikan dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global,” jelas Reni.

Reni menjelaskan, awalnya getah kemenyan dikenal sebagai bahan ritual dan wewangian tradisional. Namun kini, pemanfaatannya semakin luas seiring dengan perkembangan teknologi dan pasar global.

Resin dan minyak atsiri berbasis kemenyan telah populer digunakan sebagai bahan produk wewangian seperti parfum, aromaterapi, pengharum ruangan, hingga kosmetik dan insektisida alami. 

“Selain aromanya yang khas, kemenyan juga dikenal di industri parfum sebagai fixative alami yang efektif. Fungsinya membuat aroma parfum lebih tahan lama sekaligus memperhalus transisi lapisan aroma,” imbuh Reni.

Baca Juga: Dorong Swasembada, Pemerintah Genjot Genom Bawang Putih hingga Hilirisasi Kemenyan

Reni menegaskan, hilirisasi kemenyan perlu melibatkan pelaku IKM karena akses mereka terhadap bahan baku lebih dekat, sekaligus menjaga kualitas resin yang disadap dengan teknik tradisional. “Kemenyan Indonesia dikenal berkualitas tinggi dan diminati pasar global, khususnya di India, Vietnam, Tiongkok, Amerika Serikat, dan Prancis,” ungkapnya.

Sebagai langkah awal, Ditjen IKMA melalui Direktorat Industri Kimia, Sandang, dan Kerajinan (IKM KSK) berkoordinasi dengan Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan (IHHP) serta dinas terkait di Kabupaten Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan. Dua wilayah ini merupakan penghasil utama yang menyumbang sekitar 80% produksi kemenyan dunia.

Direktur IKM KSK Budi Setiawan menyampaikan, koordinasi tersebut bertujuan untuk memetakan kondisi lapangan, mulai dari jenis tanaman, proses penyulingan, rantai pasok, hingga pembinaan yang telah berjalan. “Dengan begitu, kami dapat mengidentifikasi aspek yang perlu diperkuat melalui program pembinaan Kemenperin,” jelasnya.

Ke depan, Ditjen IKMA akan melibatkan lebih banyak pihak dalam penguatan ekosistem hilirisasi kemenyan, termasuk satuan kerja Kemenperin, kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, hingga asosiasi. “Dengan dukungan kebijakan yang tepat, kolaborasi lintas sektor, dan inovasi IKM, pengolahan minyak atsiri dari kemenyan akan menjadi penggerak baru hilirisasi berbasis nilai tambah lokal yang siap menembus pasar global,” ujar Budi.

Sebagai informasi, kemenyan Tapanuli Utara pada 2025 telah memperoleh sertifikat Indikasi Geografis dari Kementerian Hukum. "Hal ini membuktikan karakteristik, kualitas, dan reputasi kemenyan asal daerah tersebut, sekaligus memberikan perlindungan hukum dan nilai ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat setempat," pungkas Reni.

Selanjutnya: Rupiah dan Dolar Taiwan Menguat di Asia Selasa (16/9) Pagi, Yen Masih Perkasa

Menarik Dibaca: Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 16 September 2025 Melonjak Rp 12.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×