Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pengalengan ikan di Indonesia termasuk salah satu sektor yang berorientasi ekspor dengan kemampuannya memenuhi kebutuhan pasar luar negeri. Ekspor pengalengan ikan berhasil meningkatkan devisa yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Saat menghadiri acara pelepasan ekspor ikan sarden dan tuna dalam kaleng milik CV. Pasifik Harvest di Banyuwangi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut, Indonesia masuk ke dalam 10 negara terbesar eksportir produk perikanan dalam kaleng di dunia.
Saat ini, terdapat 70 industri pengalengan ikan skala besar dengan total produksi sebesar 308.000 ton pada tahun 2022. Selain itu, industri pengalengan ikan juga merupakan sektor padat karya yang telah menyerap tenaga kerja hingga 29.500 orang.
Baca Juga: Ini Penyebab Industri Pengalengan Ikan Tertekan
Agus lantas memberikan apresiasi kepada CV Pasific Harvest yang gencar memperluas pasar ekspornya, termasuk ke negara-negara nontradisional. Kali ini, perusahaan tersebut mengekspor produknya ke Jerman, Libya, dan negara-negara Afrika lainnya.
Menurut Agus, pengiriman produk pengalengan ikan dari Indonesia ke negara-negara tersebut menunjukkan bahwa produk industri nasional mampu bersaing dan dapat memenuhi persyaratan mutu yang ketat di Eropa dan negara-negara lain.
“Untuk bisa tembus ke Jerman saja itu tidak mudah, karena mereka punya standar yang sangat tinggi, apalagi standar di sektor makanan,” terangnya.
Guna mendukung peningkatan eksporindustri pengalengan ikan, pemerintah telah menggulirkan berbagai kebijakan strategis baik dari sisi suplai maupun permintaan, antara lain berupa jaminan ketersediaan bahan baku, peningkatan daya saing dan produktivitas industri, perluasan akses pasar, serta pengurangan hambatan perdagangan.
Baca Juga: Industri Kaleng Sarden Tertekan Daya Beli
Selain itu, industri pengalengan ikan juga membutuhkan adanya ketersediaan kaleng. Peluang ini yang perlu diambil oleh industri dalam negeri untuk memproduksi kaleng sesuai spesifikasi ke pasar ekspor, sehingga mutu ikan tetap terjaga.
"Kami yakin, apabila ada bantuan atau fasilitasi dari pemerintah, kinerja ekspor dari perusahaan pengalengan ikan akan bisa meningkat dua kali lipat,” tukas Agus.
Sebagai informasi, CV. Pasific Harvest selama ini memproduksi ikan sarden dan tuna dengan kapasitas produksi sebanyak 24.000 ton per tahun dan persentase ekspornya sebesar 65%-80%.
Pemerintah juga mengapresiasi lantaran utilisasi CV Pasific Harvest sudah 60% di tengah kondisi saat ini, sekaligus percaya bahwa capaian tersebut masih bisa ditingkatkan lagi. Pemerintah pun menargetkan Indonesia bisa masuk lima negara terbesar di dunia untuk eksportir pengalengan ikan.
Dalam hal mendukung ekonomi nasional, CV Pasific Harvest telah melakukan peningkatan produksi serta perluasan jangkauan ekspor dengan mengoptimalkan SDM lokal.
Baca Juga: Produsen kaleng kekurangan bahan baku, kuatir lonjakan impor barang jadi
Bahkan, perusahaan tersebut menyerap tenaga kerja dari warga di sekitar pabrik sebanyak 5000 orang. Hal ini tentunya bisa membawa angin segar pada sektor industri manufaktur dan berdampak positif bagi peningkatan perekonomian Indonesia.
Menperin berharap kegiatan pelepasan ekspor CV Pasific Harvest dapat menginspirasi lebih banyak kepada pelaku industri manufaktur di Indonesia untuk memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam upaya menjalankan usahanya.
“Hal ini sesuai dengan tekad pemerintah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan menerbitkan berbagai program dan kebijakan yang strategis,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News