kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,03   5,39   0.58%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenperin: Pelabuhan Patimban akan menjadi hub besar produksi kendaraan bermotor


Jumat, 12 Maret 2021 / 13:25 WIB
Kemenperin: Pelabuhan Patimban akan menjadi hub besar produksi kendaraan bermotor
ILUSTRASI. Foto udara proyek pembangunan Pelabuhan Patimban. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam pertemuan dengan para prinsipal di Jepang, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan kemudahan dan fasilitas untuk meningkatkan ekspor produk kendaraan bermotor, dari Indonesia.

Salah satunya adalah pengembangan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat yang telah diluncurkan awal (soft launching) oleh Presiden RI pada Desember 2020 lalu.

"Pelabuhan Patimban didedikasikan menjadi hub besar dalam produksi kendaraan bermotor di Indonesia maupun ekspor produk otomotif ke pasar global," terang Agus dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Jumat (12/3).

Menperin melanjutkan, pelaku industri otomotif dapat memanfaatkan Pelabuhan Patimban sebagai mitra strategis dalam aktivitas bongkar muat barang untuk ekspor-impor sehingga bisa menjadi salah satu pusat perdagangan internasional.

Tak hanya itu, Menperin juga mengemukakan peluang investasi di Teluk Bintuni. Hal ini dilakukan melalui pertemuan dengan perusahaan industri petrokimia Sojitz Corporation guna mendukung pengembangan industri methanol di Indonesia.

Baca Juga: Menperin membawa oleh-oleh penguatan investasi lama dan komitmen investasi baru

Hal tersebut berangkat dari kebutuhan methanol yang semakin meningkat, karena industri methanol memegang peranan yang sangat penting bagi pengembangan industri di hilirnya. "Mereka memiliki ketertarikan untuk berpartisipasi dalam proyek methanol dan ammonia di Kawasan Industri Teluk Bintuni, Papua Barat," terangnya.

Proyek Teluk Bintuni sendiri, akan menjadi kawasan industri yang berbasis petrokimia terbesar dengan luas sekitar 2.000 Hektare. Menperin berkata, Sojitz sangat tertarik untuk berinvestasi di sana. "Kami akan membahasnya lebih lanjut pada kunjungan selanjutnya di bulan Mei mendatang," tuturnya.

Selain itu, Menperin juga bertemu dengan Minister of Economy, Trade, and Industry (METI) Jepang, Kajiyama Hiroshi.

Pada pertemuan tersebut, Menperin dan Menteri METI membahas berkaitan hubungan diplomatik kedua negara, khususnya dalam hal program kerjasama New MIDEC di bawah kerangka kerjasama bilateral IJEPA. Menteri METI mengapresiasi UU Cipta Kerja dan kebijakan relaksasi PPnBM.

Di samping itu, Kemenperin juga mempergunakan kesempatan tersebut untuk meminta pemerintah Jepang agar dapat mendorong kepada perusahaan-perusahaan Jepang agar mereka bisa melihat Indonesia sebagai negara tujuan investasi yang sangat baik.

Menperin juga melakukan pertemuan dengan Minister of State of Economic and Fiscal Policy, Nishimura Yasutoshi. Menteri Nishimura bertanggung jawab pada beberapa sektor, di antaranya penanganan Covid-19, revitalisasi ekonomi, reformasi social security, serta Trans-Pacific Partnership (TPP).

Selanjutnya: Menperin merayu Mazda untuk tanam investasi di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×