Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia masih menjadi negara tujuan utama investasi bagi sejumlah pelaku industri skala global. Minat investasi ini salah satunya datang dari Negeri Sakura melalui produsen elektronik ternama, yakni Sharp Corporation.
Beberapa waktu lalu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan pertemuan dengan President & Chief Executive Officer Sharp Corporation Wu Po-Hsuan yang didampingi Presiden Direktur PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) Shinji Teraoka di Jakarta. Pertemuan ini membahas rencana bisnis Sharp di Indonesia sekaligus melaporkan realisasi investasi pabrik AC.
“Pada 24 Februari 2022 lalu, PT Sharp Electronics Indonesia telah melakukan ground breaking tanda dimulainya pembangunan pabrik AC dengan nilai sebesar Rp 582 miliar,” kata Menperin dalam siaran pers di situs Kemenperin, Sabtu (13/8).
Baca Juga: Bertemu CEO Jepang, Jokowi: Indonesia Salah Satu Tempat Investasi Terbaik
Investasi tersebut diproyeksikan berpotensi menyerap tenaga kerja sebanyak 1.000 orang. Sementara itu, kapasitas produksi AC tersebut direncanakan mencapai 1,2 juta unit per tahun dengan luas lahan sekitar 3,3 hektare.
“Kami mendapat informasi bahwa per bulan Juli 2022 progres pembangunan pabrik AC Sharp Electronics Indonesia yang merupakan bagian dari Sharp Corporation telah mencapai 43,55%,” ungkap Agus.
Menperin mengatakan, realisasi investasi PT SEID juga merupakan salah satu upaya dalam rangka terus mendukung pendalaman struktur di sektor industri elektronik. Tujuannya adalah untuk mengurangi impor produk elektronik sekaligus menjaga iklim usaha industri.
Sejalan dengan investasi AC dari Sharp tersebut, Menperin mengemukakan bahwa Indonesia merupakan pasar yang besar bagi produk elektronik, termasuk AC untuk rumah tangga. Oleh karena itu, Kemenperin terus memacu kinerja industri AC di Indonesia. Langkah ini diyakini akan memperkuat struktur industri di dalam negeri sehingga bisa lebih berdaya saing dan mandiri.
“Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia dan lokasi geografis yang strategis, sehingga menjadikan sebuah penawaran dan potensi pasar yang menarik bagi pelaku industri elektronika global. Untuk itu, Indonesia sangat terbuka bagi investor-investor asing untuk datang dan melakukan produksinya di tanah air, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun pasar ekspor,” papar Agus.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate) Taufiek Bawazier menyatakan, Kemenperin serius menjaga iklim usaha untuk pelaku industri yang ingin investasi dengan menjaga keseimbangan suplai dan permintaan di dalam negeri. Di antaranya melalui penerapan Neraca Komoditas (NK) untuk produk AC di tahun mendatang.
Baca Juga: Industri Elektronik Tertekan Pelemahan Nilai Tukar Rupiah dan Masalah Lainnya
Dalam hal pencapaian realisasi investasi secara global, pada semester I-2022, total nilai investasi nasional tercatat Rp 584,6 triliun atau naik 32% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 442,8 triliun. Realisasi investasi nasional selama semester ini telah mencapai 48,7% dari target Rp 1.200 triliun pada tahun 2022.
Khusus untuk sektor industri elektronik, total nilai investasi pada semester 1-2022 telah mencapai Rp 1,19 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News