Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemanfaatan produk olahan berbahan minyak sawit terus berkembang di kalangan pelaku Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi (UKMK). Kini, pelaku UKMK mengembangkan beragam kreasi dan inovasi produk olahan sawit lainnya seperti Virgin Red Palm Oil (VRPO), mi instan, rendang sawit, dan kue olahan seperti bolu serta kue kering.
Direktur Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika, menjelaskan bahwa Indonesia telah menempati posisi negara produsen sawit terbesar di dunia. Produk olahan sawit telah berkembang untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan seperti minyak goreng sawit, creamer, shortening, dan cocoa butter.
“Dengan adanya sawit membuat kuliner dan makanan Indonesia semakin beragam. Kuliner Indonesia telah menjadi bagian kearifan lokal dalam memilih, memilah, dan mencampur makanan,” ujar Putu Juli saat memberikan pidato kunci dalam webinar bertemakan “Tren Bisnis Pangan dan Kuliner UKMK Berbasis Minyak Sawit Sehat” yang diselenggarakan Majalah Sawit Indonesia dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (23/3).
Putu Juli menjelaskan bahwa kandungan nutrisi di dalam minyak sawit sangat mendukung pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Kandungan tokotrienol dan vitamin E serta antioksidan memberikan manfaat positif bagi masyarakat. Diantaranya nutrisi di dalam minyak sawit dapat mengurangi resiko penyakit dimensia dan stroke.
Baca Juga: Bertemu Jokowi, Petani Sawit Swadaya Sampaikan Usulan Ini
“Pengalaman saya sewaktu ke Belgia, produsen coklat setempat mengakui dapat menghasilkan coklat enak karena adanya sawit. Kita beruntung memiliki sawit karena mendukung adanya pembuatan makanan yang baik, sehat dan enak,” ujar Putu.
Achmad Maulizal Sutawijaya, Kepala Divisi Perusahaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, menjelaskan bahwa sesuai amanat Perpres No. 61/2015 jo.Perpres No.66/2018, BPDPKS merupakan Badan Layanan Umum yang bertugas menjalankan kebijakan pemerintah dalam pengembangan sawit berkelanjutan melalui penghimpunan, pengembangan, dan penyaluran dana sawit secara profesional dan akuntabel.
“Kelapa sawit menjadi pendorong sektor ekonomi Indonesia. Secara data, kelapa sawit andalan ekspor Indonesia naik harganya 42,4% year on year. Rata-rata nilai ekspor sawit 21 miliar dolar setiap tahun. Begitu pula penerimaan negara dari kelapa sawit mencapai Rp 14 triliun hingga 20 triliun setiap tahun. Dapat disimpulkan betapa signifikannya kelapa sawit berkontribusi untuk negara,” ujarnya.
Achmad Maulizal mengatakan produk kelapa sawit sangat familiar yang mewarnai kehidupan sehari-hari masyarakat. Minyak goreng sangat familiar. Walaupun masih banyak penggunaan produk sawit bagi masyarakat seperti kue, roti, dan biskuit.
”Produk sawit diakui sangat terjangkau dan bermanfaat bagi masyarakat baik dalam dan luar negeri,” ujarnya.
Baca Juga: Kebutuhan Minyak Goreng Curah Secara Nasional Mencapai 200 Juta Liter per Bulan
Direktur PT Nutri Psalma Nabati, Darmono Taniwiryono, menjelaskan bahwa minyak sawit sehat adalah lemak sawit (sehat) yang di dalamnya terlarut betakaroten dan Vitamin E dalam konsentrasi yang tinggi serta Co-Q10, likopen, DAG, MAG, dan ALB, rendah Omega 6, tidak mengandung kolesterol, transfat, 3-MCPD dan GE.
“Sewaktu berkunjung ke Afrika, saya lihat masyarakat setempat mengonsumsi minyak sawit merah yang tidak melalui proses rafinasi dan deodorisasi. Dari situ saya lihat, orang Afrika jarang menggunakan kacamata,” ujar Darmono.
Menurut Darmono, kandungan vitamin E di dalam minyak sawit dalam bentuk tocotrienol. Sejatinya lebih tinggi dibandingkan minyak nabati lain.”Potensi antioksidan jauh lebih tinggi dari minyak nabati lainnnya. Sebagai antioksidan, kekuatan tokotrienol minyak sawit 16 kali lebih tinggi daripada tokoferol,” ujar Darmono.