kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenperin Targetkan 1,76 Juta Motor Listrik Mengaspal di Jalanan Indonesia pada 2025


Kamis, 10 November 2022 / 04:45 WIB
Kemenperin Targetkan 1,76 Juta Motor Listrik Mengaspal di Jalanan Indonesia pada 2025


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah berambisi memacu penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Pemerintah menargetkan ada 400.000 kendaraan roda empat dan 1,76 juta unit untuk kendaraan roda dua sudah mengaspal pada tahun 2025.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufik Bawazier mengatakan target pemerintah itu bisa lebih tinggi jika direspons masyarakat dengan baik. 

“Itu target. Jadi kalau misalnya masyarakat atau pasar menyerap lebih cepat, saya kira target itu bisa dilampaui,” ujar Taufik dalam  Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VII DPR RI dengan Direktur Jenderal ILMATE Kementerian Perindustrian pada Rabu (9/11).

Kemenperin mencatat, saat ini sudah terdapat beberapa perusahaan di tanah air yang mampu memproduksi kendaraan listrik. Untuk kendaraan jenis bus listrik misalnya, terdapat 4 perusahaan dengan kapasitas produksi 2.480 unit per tahun. 

Baca Juga: Pemerintah Berdayakan Pelaku UKM dalam Transformasi Kendaraan Listrik

Untuk kendaraan mobil listrik, terdapat 3 perusahaan dengan total kapasitas produksi 14.000 unit per tahun, sementara pada kendaraan listrik roda dua dan roda tiga terdapat 35 perusahaan dengan kapasitas produksi 1,04 juta unit per tahun. 

Jumlah kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) sendiri yang sudah teregistrasi hingga 8 September 2022 lalu mencapai 25.316 unit. Secara terperinci, jumlah tersebut terdiri atas 21.668 unit sepeda motor, 3.317 unit mobil penumpang, 274 unit roda 3, 51 bus, dan 6 unit mobil barang.

Sejumlah anggota Komisi VII DPR menyoroti sejumlah tantangan dalam upaya transisi menuju penggunaan kendaraan listrik. 

Anggota Komisi VII Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring misalnya, menyoroti persoalan ketersediaan infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik yang masih terbatas dan berjauhan satu sama lain.

“Kalau di Copenhagen hampir di setiap pojok itu ada colokan listrik dan ada meterannya sekaligus,” ujar Tifatul.

Baca Juga: Tunjukkan keseriusan pada motor listrik, Honda siap rilis empat model sekaligus

Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Amanat Nasional, Nasril Bahar menyoroti kesiapan ekosistem industri baterai kendaraan listrik dalam menunjang produksi dan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.

Menurutnya, kesiapan industri baterai bakal memainkan peran penting dalam menekan harga kendaraan listrik. “Baterai itu kan komponen yang paling mahal dalam membentuk harga pokok produksi, bisa sampai 50% untuk satu unit produk,” ujar Nasril.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×