kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kementan: Imbas virus corona, ekspor-impor komoditas mengalami penurunan drastis


Senin, 17 Februari 2020 / 19:39 WIB
Kementan: Imbas virus corona, ekspor-impor komoditas mengalami penurunan drastis
ILUSTRASI. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memberikan sambutan pada acara Peluncuran Teknologi Smartframing Gerakan Menyonsong Pertanian 4.0 BNI di desa Wonorejo, Jatiyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (12/2/2020). Smartfarming BNI merupakan teknologi berbas


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek dari mewabahnya virus corona di China mulai berimbas pada sektor ekspor dan impor beberapa komoditas di Indonesia.

Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat adanya penurunan volume ekspor Indonesia ke China untuk beberapa komoditas, seperti sawit dan turunannya, kelapa, karet, dan komoditas lainnya.

Tak hanya itu, ada pula penurunan volume impor Indonesia dari China untuk komoditas bawang putih dan buah-buahan.

Baca Juga: Gawat, Kinerja Manufaktur Kian Lesu

"Ada beberapa masalah di sektor pertanian. Berbagai masalah tersebut di antaranya merupakan dampak virus Korona (Covid-19) di China yang diduga berdampak pada perdagangan pertanian kita," ujar Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo di agenda rapat kerja (raker) dengan Komisi IV DPR RI, Senin (17/2).

Berdasarkan data yang diperoleh oleh Kementan dari IQFAST Badan Karantina Pertanian (Barantan), volume ekspor untuk komoditas sawit dan turunannya pada Januari 2020 tercatat ada sebanyak 483 ribu ton, tetapi pada Februari 2020 hanya sebanyak 84 ribu ton, atau mengalami penurunan sebesar 82.56%.

Sama halnya dengan ekspor komoditas kelapa yang mengalami penurunan sebanyak 4.71% menjadi 23 ribu ton pada Februari 2020 dari sebelumnya 24 ribu ton pada Januari 2020.

Baca Juga: Virus corona mereda, kasino Macau siap beroperasi lagi mulai 20 Februari

Penurunan ekspor juga tercatat pada beberapa komoditas lain. Pada Januari 2020 ekspor komoditas lain tercatat ada sebanyak 42 ribu ton, tetapi pada Februari 2020 hanya 22 ribu ton, atau mengalami penurunan sebesar 46.46%.

Secara total, volume ekspor untuk beberapa komoditas pada Januari 2020 adalah sebesar 559 ribu ton. Namun, volume ekspor ini mengalami penurunan sebanyak 74.17% menjadi 144 ribu ton pada Februari 2020.

"Untuk itu Kementan berupaya membuat langkah kebijakan untuk mengantisipasi penurunan-penurunan ekspor pertanian ke China melalui koordinasi dengan para eksportir untuk memanfaatkan pasar ekspor alternatif, seperti ke India, Timur Tengah, dan Rusia," ungkap Syahrul.

Secara detail, rincian potensi pasar ekspor perkebunan kelapa sawit adalah India, Pakistan, Bangladesh, Spanyol, dan Belanda. Potensi pasar ekspor perkebunan karet adalah Amerika Serikat (AS), Jepang, India, Korea Selatan, dan Brasil.

Baca Juga: General Motor akan hengkang dari tiga negara

Potensi pasar ekspor perkebunan kelapa adalah Malaysia, Thailand, Vietnam, Singapura, dan Pakistan. Terakhir, potensi pasar ekspor kakao adalah Malaysia, Belgia, Belanda, India, dan Singapura.

Adapun potensi pasar ekspor komoditas hortikultura buah manggis adalah Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Uni Emirat Arab (UEA). Potensi ekspor buah nanas adalah UEA, Korea Selatan, Jepang, Arab Saudi, dan Kanada.

Lalu, potensi ekspor buah pisang adalah UEA, Jepang, Singapura, Korea Selatan, dan Oman. Selain ekspor, Kementan juga mencatat adanya penurunan volume impor dari China.

Dampak impor Indonesia dari China menunjukkan adanya penurunan impor untuk bawang putih dan buah-buahan. Secara detail, impor bawang putih di bulan Januari 2020 adalah sebanyak 872 ribu ton, tetapi pada Februari 2020 hanya terdapat 23 ribu ton, atau mengalami penurunan sebanyak 97.31%.

Selain itu, impor buah pir juga mengalami penurunan dari 21.674 juta ton pada Januari 2020, menjadi 7.988 juta ton pada Februari 2020, atau mengalami penurunan sebanyak 63.14%.

Baca Juga: Impor di Januari 2020 turun, BPS: Karena masih ada ketidakpastian global

Impor buah lain yang mengalami penurunan drastis adalah buah apel dan buah jeruk mandarin. Untuk buah apel, impor pada Januari 2020 tercatat sebanyak 66 ribu ton, tetapi pada bulan Februari 2020 tidak ada impor untuk komoditas ini, artinya angka impor buah apel turun sebanyak 100%.

Sama seperti apel, impor untuk jeruk mandarin juga mengalami penurunan 100%, dari 1.484 juta ton pada Januari 2020, tetapi pada Februari 2020 juga tidak ada ekspor yang tercatat.

Secara total, volume impor untuk bawang putih dan buah-buahan pada Januari 2020 tercatat sebanyak 69.212 juta ton. Namun, volume tersebut mengalami penurunan sebanyak 70.87% menjadi 20.161 juta ton pada Februari 2020.

Baca Juga: Jokowi minta persiapan Indonesia dalam pameran ekonomi di luar negeri

"Pada sisi lain Indonesia memiliki ketergantungan impor bawang putih dari China juga perlu antisipasi yang baik. Kementan juga telah mengantisipasi dan mencari alternatif importasi bawang putih, selain mendorong produksi dalam negeri," kata Syahrul.

Secara rinci, alternatif negara pemasok impor bawang putih adalah India, Mesir, Korea Selatan, dan Bangladesh. Selanjutnya, alternatif negara pemasok impor tembakau adalah AS, Brasil, India, Zimbabwe, dan Filipina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×