Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Yudho Winarto
"Untuk itu Kementan berupaya membuat langkah kebijakan untuk mengantisipasi penurunan-penurunan ekspor pertanian ke China melalui koordinasi dengan para eksportir untuk memanfaatkan pasar ekspor alternatif, seperti ke India, Timur Tengah, dan Rusia," ungkap Syahrul.
Secara detail, rincian potensi pasar ekspor perkebunan kelapa sawit adalah India, Pakistan, Bangladesh, Spanyol, dan Belanda. Potensi pasar ekspor perkebunan karet adalah Amerika Serikat (AS), Jepang, India, Korea Selatan, dan Brasil.
Baca Juga: General Motor akan hengkang dari tiga negara
Potensi pasar ekspor perkebunan kelapa adalah Malaysia, Thailand, Vietnam, Singapura, dan Pakistan. Terakhir, potensi pasar ekspor kakao adalah Malaysia, Belgia, Belanda, India, dan Singapura.
Adapun potensi pasar ekspor komoditas hortikultura buah manggis adalah Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Uni Emirat Arab (UEA). Potensi ekspor buah nanas adalah UEA, Korea Selatan, Jepang, Arab Saudi, dan Kanada.
Lalu, potensi ekspor buah pisang adalah UEA, Jepang, Singapura, Korea Selatan, dan Oman. Selain ekspor, Kementan juga mencatat adanya penurunan volume impor dari China.
Dampak impor Indonesia dari China menunjukkan adanya penurunan impor untuk bawang putih dan buah-buahan. Secara detail, impor bawang putih di bulan Januari 2020 adalah sebanyak 872 ribu ton, tetapi pada Februari 2020 hanya terdapat 23 ribu ton, atau mengalami penurunan sebanyak 97.31%.
Selain itu, impor buah pir juga mengalami penurunan dari 21.674 juta ton pada Januari 2020, menjadi 7.988 juta ton pada Februari 2020, atau mengalami penurunan sebanyak 63.14%.
Baca Juga: Impor di Januari 2020 turun, BPS: Karena masih ada ketidakpastian global
Impor buah lain yang mengalami penurunan drastis adalah buah apel dan buah jeruk mandarin. Untuk buah apel, impor pada Januari 2020 tercatat sebanyak 66 ribu ton, tetapi pada bulan Februari 2020 tidak ada impor untuk komoditas ini, artinya angka impor buah apel turun sebanyak 100%.