Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto
Setelah ditemukan bahwa wabah itu ternyata PMK, maka sebelum Ramadan Kementan bersama seluruh pemerintah daerah sudah melakukan upaya mengintervensi daerah-daerah yang terkena wabah tersebut.
Syahrul menerangkan, terdapat sejumlah langkah penanganan yang akan dilakukan. Di antaranya menentukan stereotipe untuk menentukan bentuk intervensi vaksin yang dibutuhkan. Ia menyebut Kementan telah menemukan stereotipe dan akan menghadirkan vaksin dalam waktu dekat.
Baca Juga: Menkes: Penyakit Kuku dan Mulut Hanya Menyerang Hewan
Syahrul menyebut, Gubernur Aceh dan Gubernur Jawa Timur sepakat akan menggunakan vaksin nasional meski akan membutuhkan waktu.
“Tapi butuh waktu oleh karena itu dalam 14 hari, kita akan mencari vaksin impor yang jumlahnya tidak banyak untuk menunggu kehadiran vaksin nasional,” ucap Syahrul.
Syahrul menyebut, Kementan akan memberikan tiga bentuk obat sembari menunggu vaksin. Selain itu juga dilakukan penyuntikan vitamin dan obat antibiotik yang akan diturunkan oleh Kementan kepada semua kabupaten dan provinsi.
“Dari pengalaman di lapangan, vitamin dan antibiotik yang kita berikan ternyata bisa menghasilkan lebih baik. Tadinya ga bisa berdiri jadi lebih baik. Tadinya melernya banyak itu bisa berkurang dan kondisinya sudah bisa makan. Kita berharap virus ini bukan virus yang mematikan hewan kita tapi kita harus waspada. Intinya yang terkena harus diberilan obat tapi yang tidak kena juga harus dinaikkan imunnya,” jelas Syahrul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News