kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementan Jamin Wabah PMK Tak Berdampak pada Pasokan Daging untuk Idul Adha


Rabu, 11 Mei 2022 / 20:26 WIB
Kementan Jamin Wabah PMK Tak Berdampak pada Pasokan Daging untuk Idul Adha
ILUSTRASI. Petugas Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) memeriksa kesehatan sapi yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) menjamin wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak tidak mengganggu pasokan daging untuk Idul Adha mendatang.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah optimistis pasokan ternak untuk Idul Adha mendatang masih tersedia. Hal ini berdasarkan pengalaman setiap tahun bahwa pasokan ternak yang dibutuhkan untuk Idul Adha hanya 10% - 20% dari populasi.

Pihaknya juga akan membuat standar operasional prosedur (SOP) khusus agar distribusi ternak dari satu daerah ke daerah lain berjalan lancar tanpa terkontaminasi PMK.

“Ini kami sedang bahas terus mudah-mudahan 1 atau 2 minggu sebelum hari H Idul Adha kita sudah punya itu sehingga kaum muslim dapat menyelenggarakan Idul Adha dengan aman dan sehat,” ucap Nasrullah dalam konferensi pers, Rabu (11/5).

Baca Juga: Kementan Pastikan Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku di Hewan Ternak Terkendali

Nasrullah mengatakan, Kementan telah melakukan sejumlah penanganan di antaranya menetapkan wabah PMK pada daerah terdampak dan menerbitkan surat edaran Menteri Pertanian kepada seluruh gubernur, bupati Wali Kota agar waspada dan mengambil langkah langkah yang diperlukan.

Selain itu, ribuan tenaga medik saat ini telah diterjunkan di lapangan. Sehingga dapat memberikan pengawalan dan edukasi kepada peternak.

“Frame SOP telah kita buat terkait dengan penanganan nya, pengendalian nya, pemusanahannya,” ujar Nasrullah.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, terdapat dua daerah yang dilanda penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Dua daerah itu ialah dua kabupaten di Provinsi Aceh yakni Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Aceh Timur.

Serta empat kabupaten di Provinsi Jawa Timur yakni Kabupaten Gresik, Sidoarjo, Lamongan, dan Mojokerto.

Setelah ditemukan bahwa wabah itu ternyata PMK, maka sebelum Ramadan Kementan bersama seluruh pemerintah daerah sudah melakukan upaya mengintervensi daerah-daerah yang terkena wabah tersebut.

Syahrul menerangkan, terdapat sejumlah langkah penanganan yang akan dilakukan. Di antaranya menentukan stereotipe untuk menentukan bentuk intervensi vaksin yang dibutuhkan. Ia menyebut Kementan telah menemukan stereotipe dan akan menghadirkan vaksin dalam waktu dekat.

Baca Juga: Menkes: Penyakit Kuku dan Mulut Hanya Menyerang Hewan

Syahrul menyebut, Gubernur Aceh dan Gubernur Jawa Timur sepakat akan menggunakan vaksin nasional meski akan membutuhkan waktu.

“Tapi butuh waktu oleh karena itu dalam 14 hari, kita akan mencari vaksin impor yang jumlahnya tidak banyak untuk menunggu kehadiran vaksin nasional,” ucap Syahrul.

Syahrul menyebut, Kementan akan memberikan tiga bentuk obat sembari menunggu vaksin. Selain itu juga dilakukan penyuntikan vitamin dan obat antibiotik yang akan diturunkan oleh Kementan kepada semua kabupaten dan provinsi.

“Dari pengalaman di lapangan, vitamin dan antibiotik yang kita berikan ternyata bisa menghasilkan lebih baik. Tadinya ga bisa berdiri jadi lebih baik. Tadinya melernya banyak itu bisa berkurang dan kondisinya sudah bisa makan. Kita berharap virus ini bukan virus yang mematikan hewan kita tapi kita harus waspada. Intinya yang terkena harus diberilan obat tapi yang tidak kena juga harus dinaikkan imunnya,” jelas Syahrul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×