Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian memastikan bahwa stok daging sapi dan kerbau Indonesia masih aman. Stok yang dimiliki pun diyakini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Fadjar Sumping Tjatur Rasa menjelaskan, tahun ini pasokan daging sapi dan kerbau sebesar 473.814 ton. Hal tersebut berasal dari produksi di dalam negeri sebesar 425.978 ton, serta carry over daging sapi/kerbau impor dan daging bakalan dari 2020 yang sekitar 47.836 ton.
Sementara itu, kebutuhan daging sapi dan kerbau di tahun ini berkisar 696.956 ton. Fadjar mengakui masih ada defisit daging sapi sebesar 223.142 ton tahun ini, tetapi dia mengatakan pemenuhan kebutuhan tersebut akan dilakukan melalui impor.
Baca Juga: Butuh anggaran Rp 5,4 triliun untuk peremajaan sawit, pemerintah pastikan dana siap
"Untuk memenuhi kekurangan daging tersebut, pemerintah akan melakukan impor sapi bakalan sebanyak 502.000 ekor setara daging 112.503 ton, impor daging sapi sebesar 85.500 ton, serta impor daging sapi Brasil dan daging kerbau India dalam keadaan tertentu sebesar 100.000 ton,” ujar Fadjar dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan, Jumat (22/1).
Adapun, dia memperkirakan stok daging sapi/kerbau di akhir tahun 2021 akan sebesar 58.725 ton. Jumlah tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan di Januari 2022.
Lebih lanjut, Fadjar menyebut, impor setara daging di tahun mengalami penurunan sekitar 13,01% dibandingkan 2020. Dia berharap, dengan adanya peningkatan produksi daging dalam negeri, maka penurunan impor akan terus berlanjut.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah juga mengatakan potensi produksi daging sapi dan kerbau dalam negeri di bulan Januari sebanyak 28.790 ton dan kebutuhan konsumsi kurang lebih sebanyak 56.720 ton. Kurangnya pasokan daging ini dipenuhi dari stok daging sapi dan kerbau impor dan sapi bakalan.
Baca Juga: Buat terobosan, pemerintah targetkan replanting 500.000 ha sawit dalam tiga tahun
“Jumlah stok daging sapi dan kerbau impor per 14 Januari ini ada sekitar 21.980 ton. Rinciannya terbagi di BUMN sebanyak 15.160 ton dan di pelaku usaha/asosiasi sebanyak 6.83 ribu ton. Sementara jumlah stok sapi bakalan di kandang per 14 Januari sebanyak 144.279 ekor atau setara daging 32.330 ton,” kata Nasrullah.
Dia mengatakan, akan ada penambahan di Februari 202, dimana rencananya pengapalan sapi dari sumber negara lain yaitu Meksiko untuk menambah stok sapi bakalan di Indonesia akan dimulai.
Nasrullah pun mengatakan terkait dengan persoalan daging sapi/kerbau, merupakan kewenangan dari Kementerian Perdagangan. Namun, dari informasi yang diterimanya, Kemendag sudah melakukan komunikasi dengan para feedloter.
Baca Juga: Tanam jagung seluas 108 Ha, Petrokimia Gresik luncurkan Program Agro Solution
Sebelumnya, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Didi Sumedi mengatakan tingginya harga daging sapi saat ini disebabkan oleh tingginya harga daging sapi bakalan dari Australia. Dia pun menyebut Australia tengah melaksanakan program regenerasi populasi sapi.
“Sebenarnya Australia ini memang dalam rangka repopulasi, dalam rangka program regenerasi populasi sapinya. Sehingga mereka memang agak menahan untuk penjualan ekspornya tetapi tetap dilakukan,” kata Didi.
Selanjutnya: Percepat pembangunan hortikultura, Kementan jalankan program Gedor Horti
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News