Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan produksi jagung selama Maret dan April bisa mencapai 9,3 juta ton.
Angka tersebut berasal dari produksi pada bulan Maret yang mencapai 6 juta ton, ditambah dengan produksi pada April yang diperkirakan mencapai 3,3 juta ton. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan, produksi tersebut melebihi kebutuhan industri pakan ternak dan konsumsi masyarakat.
Baca Juga: Ini 3 arahan presiden untuk percepatan pelaksanaan program padat karya tunai
"Kebutuhan industri pakan ternak dan konsumsi sebulan rata-rata 1,5 juta ton, sehingga surplusnya cukup dan ini berdampak pada harga saat ini," ujar Suwandi dalam video conference dengan wartawan, Selasa (7/4).
Suwandi melanjutkan, surplus jagung memang terjadi di beberapa wilayah, dia pun mengatakan sudah terdapat penurunan harga jagung di wilayah tersebut.
Supaya harga di tingkat petani tak jatuh, Suwandi pun mengatakan pemerintah tengah melakukan berbagai upaya sehingga produksi jagung petani bisa semakin dekat dengan konsumen atau industri pakan ternak. Dengan begitu, industri pakan hingga peternak ayam mandiri pun bisa semakin mudah dalam membeli jagung petani.
"Kuncinya ada di distribusi dan memperlancar arus informasi, di daerah mana saja yang panen dan mana yang membutuhkan. Informasi ini yang mempertemukan kedua belah pihak sehingga semakin lancar ke depannya," kata Suwandi.
Baca Juga: Kementan andalkan P4Smart perlancar distribusi pangan di tengah pandemi corona
Tak hanya jagung, Suwandi pun memastikan produksi bahan pangan lain, yakni beras, memenuhi kebutuhan masyarakat. Dia mengatakan, produksi beras pada April mencapai 5,27 juta ton dari luas panen 1,73 juta hektare dan produksi pada Mei diperkirakan mencapai 3,81 juta ton dari luas panen 1,38 juta hektare.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News