kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian ESDM Dorong Implementasi Carbon Capture di Lapangan Migas


Selasa, 10 Mei 2022 / 16:31 WIB
Kementerian ESDM Dorong Implementasi Carbon Capture di Lapangan Migas
ILUSTRASI. Carbon Capture. REUTERS/Wolfgang Rattay/File Photo


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

Peranan Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization Storage (CCUS) serta pemanfaatan gas bumi dinilai bisa menjadi enabler dalam upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan ditengah target peningkatan produksi migas.

"Saat ini adalah periode yang sangat menantang bagi inisiatif transisi energi di Indonesia, di mana peran energi fosil khususnya gas bumi, dalam energi transisi masih dibutuhkan, selain terus mendorong penggunaan dan pemanfaatan energi yang bersumber dari energi terbarukan," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji dalam keterangan resmi, Selasa (10/5).

Baca Juga: Pemerintah Targetkan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 27,02% di 2023

Tutuka mengungkapkan, peranan  gas bumi terlihat dari porsi pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri di tahun 2021 sebesar 64,32% dari total produksi untuk pemenuhan kebutuhan domestik seperti industri sebesar 27,52%, kelistrikan sebedar 11.86%, lifting 2,93%, pupuk mencapai 11.89%, domestik LNG sebesar 8,36%, domestik LPG 1,54%, BBG 0,07% dan city gas 0,15%.

Untuk meningkatkan peran migas dalam transisi energi, Pemerintah telah melakukan berbagai strategi yaitu peningkatan cadangan migas melalui optimasi produksi dari lapangan eksisting, transformasi dari cadangan menjadi produksi, akselerasi chemical EOR, eksplorasi masif untuk menemukan cadangan baru, gas alam dimanfaatkan sebagai transisi energi dan aplikasi pelaksanaan CCS/CCUS.

Di bidang migas, dalam pelaksanaan kegiatan CCS/CCUS Indonesia melakukan kerja sama dengan Jepang. Total emisi migas pada periode 2020-2060 dapat mencapai 1.149,20 Mton CO2e di mana total emisi hulu migas sebesar 659,06 Mton CO2e dan total emisi hilir migas sebesar 490,14 CO2e.

Saat ini terdapat beberapa proyek CCUS yang sedang berjalan di Indonesia, antara lain Gundih CCUS/CO2-EGR yang saat ini dalam tahap joint study bersama Jepang. CCUS Gundih ditargetkan mulai beroperasi pada 2024/2025 dan berpotensi menyerap CO2 sekitar 3 Million tCO2 selama 10 tahun serta dapat meningkatkan produksi gas sebesar kurang lebih sebesar 36 BSCF dan kondensat sebesar 382,7 MSTB.

Selanjutnya, Proyek Sukowati CCUS/CO2-EOR saat ini juga dalam tahap joint study bersama Jepang. Sukowati CCUS ditargetkan mulai untuk tahap pilot pada 2022-2025, fullscale mulai tahun 2030 dan berpotensi menyerap CO2 sekitar 15 Million tCO2 selama 25 tahun serta dapat meningkatkan produksi sekitar 50,6 MMSTB.

Baca Juga: Airlangga: Ekonomi Hijau Dorong Pembangunan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan

Kemudian, Tangguh CCUS/CO2-EGR ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2026 dan berpotensi menyerap CO2 sekitar 25 Million tCO2 selama 10 tahun serta dapat meningkatkan produksi sekitar 300 BSCF.

Selain itu, beberapa studi seperti CCS Sakakemang, Abadi CCS/CCUS, CCS untuk memproduksi Clean Fuel Ammonia di Sulawesi Tengah, East Kalimantan CCS/CCUS Study, Study of CCUS for Coal to DME, Arun CCS/CCUS.

Tutuka menjelaskan, Pemerintah Indonesia sedang menyusun kebijakan mengenai CCS/CCUS yang terdiri dari aspek teknis, skenario bisnis, legal, dan ekonomi dengan melibatkan asosiasi serta Kontraktor Kerja Sama Migas di Indonesia. Untuk itu, peran perguruan tinggi dalam pengembangan teknologi dan SDM sangat dibutuhkan untuk mendorong kegiatan CCS/CCUS. Teknologi CCS/CCUS sudah terbukti di dunia, namun merupakan sesuatu yang baru bagi Indonesia.

Upaya lainnya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca adalah pengembangan infrastruktur gas bumi, jaringan gas rumah tangga, pengurangan dan pemanfaatan gas suar (gas flaring), kebijakan harga gas, serta penyusunan regulasi terkait carbon tax.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×