Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengkaji kebutuhan impor gas alam cair (LNG) untuk memenuhi permintaan gas di dalam negeri.
“Kita akan lihat berapa yang bisa kita alokasikan dari pergeseran (produksi) dan berapa kebutuhan dari impor” kata Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung ditemui di Kompleks DPR, Kamis (23/1).
Saat ini, pemerintah juga berfokus mempercepat produksi gas di beberapa lapangan untuk mengurangi ketergantungan pada impor.
“Ada beberapa lapangan yang sedang kami dorong produksinya. Mudah-mudahan dalam dua tahun ke depan, produksi ini dapat mencukupi kebutuhan domestik,” tambah Yuliot.
Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Dalam Negeri, Pemerintah Berencana Stop Ekspor Gas
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan rencana pemerintah untuk menghentikan ekspor gas demi memprioritaskan konsumsi domestik. Kebijakan ini dirancang untuk mendukung kebutuhan energi yang terus meningkat, termasuk untuk mendorong program hilirisasi industri dalam negeri.
Menurut proyeksi Kementerian ESDM, permintaan gas domestik pada periode 2025-2030 diperkirakan mencapai 1.471 BBTUD, dengan lonjakan hingga 2.659 BBTUD pada 2034.
Di sisi lain, PT PGN Tbk memperkirakan peningkatan kebutuhan LNG yang signifikan pada 2025, yaitu sebanyak 20 kargo standar, meningkat dari 3,4 kargo di 2024.
PLN juga melaporkan defisit pasokan LNG yang cukup besar pada 2025, dengan kebutuhan yang diperkirakan mencapai 96 kargo. Alokasi gas dari SKK Migas untuk 2024 meningkat menjadi 76 kargo dibandingkan 68 kargo di 2023, tetapi pasokan ini masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan PLN.
Baca Juga: Hadapi Berbagai Tantangan, Kinerja Emiten Sektor Migas Diproyeksi Tetap Positif
Selanjutnya: Yakin Bisnis Makin Cerah, Ini Sektor Menjanjikan di 2025 Versi Astrapay
Menarik Dibaca: 6 Manfaat Telur Jika Dikonsumsi Setiap Hari, Apakah Aman?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News