kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian ESDM Pertimbangkan Naikkan Tarif Royalti Batubara


Rabu, 09 Maret 2022 / 21:32 WIB
Kementerian ESDM Pertimbangkan Naikkan Tarif Royalti Batubara
ILUSTRASI. Batubara


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian ESDM memastikan rencana kenaikan tarif royalti batubara. "(Soal tarif royalti) sedang dipertimbangkan," ungkap Direktur Pembinaan Program Minerba Kementerian ESDM kepada Kontan.co.id, Rabu (9/3).

Sayangnya, Sunindyo belum bisa merinci lebih jauh soal detail rencana ini.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengungkapkan, ada dua Peraturan Pemerintah yang bakal diterbitkan terkait pengaturan tarif royalti batubara.

Revisi PP 91/2018 tentang PNBP yang antara lain akan mengatur tarif royalti batubara bagi pemegang IUP, dan PP tentang Perlakuan Perpajakan Industri Batubara yang akan mengatur tarif royalti bagi pemegang IUPK OP, ungkap Hendra kepada Kontan, Rabu (9/3).

Kendati demikian, Hendra pun belum mengetahui besaran penyesuaian yang akan dikenakan. Kontan telah berusaha meminta konfirmasi dari Kementerian ESDM terkait rencana kenaikan tarif royalti ini. Namun hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan dari Kementerian ESDM.

Baca Juga: Siap-Siap Pemerintah Naikkan Royalti Batubara

Adapun, saat ini tarif royalti pemegang PKP2B atau generasi 1, 2, dan 3 sebesar 13.5%. Sedangkan bagi pemegang IUP tarifnya bervariasi, 3%, 5%, dan 7% berdasarkan kalori batubara. Hendra mengungkapkan, meski harga jual batubara saat ini cukup tinggi namun kenaikan harga komoditas yang terjadi bersifat sementara.

Terkait rencana pemerintah menaikkan royalti batubara, Hendra memastikan pelaku usaha memahami keinginan pemerintah untuk menaikkan tarif royalti. Pihaknya pun tak keberatan dengan rencana tersebut.

"Namun, hendaknya kenaikan tarif tersebut tidak terlalu membebani, atau masih dalam batas kemampuan perusahaan, mengingat outlook batubara ke depannya akan semakin berat," jelas Hendra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×