kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian ESDM: Program Smart Meter PLN Berlanjut di Beberapa Kota


Senin, 05 Juni 2023 / 22:18 WIB
Kementerian ESDM: Program Smart Meter PLN Berlanjut di Beberapa Kota
ILUSTRASI. Petugas PLN Jayapura menata peralatan setelah memperbaiki listrik di sepanjang ruas jalan pantai Hamadi, Kota Jayapura, Papua, Kamis (7/1/2021). ANTARA FOTO/Indrayadi TH


Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan program smart metering oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah mulai dijalankan.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu mengungkapkan, implementasi smart metering merupakan salah satu bagian dari program Pengembangan Smart Grid yang tertuang dalam Perpres Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024.

Adapun, program smart metering berbasis Advanced Metering Infrastructure (AMI) oleh PLN telah dilakukan sejak 2021 lalu. Tercatat,  sebanyak 103.615 pelanggan di Jakarta, Bandung dan Surabaya telah menggunakan smart metering berbasis AMI ini.

"Tahun 2023, Pemasangan 1,2 Juta pelanggan AMI, terdiri dari 500.000 pelanggan di UID Bali, 200.000 pelanggan di UID Jakarta Raya dan masing-masing 100.000 pelanggan di UID Jabar, UID Jateng & DIY, UID Jatim, UID Sumut. dan UID Sulselrabar," kata Jisman kepada Kontan, Senin (5/6).

Baca Juga: PLN Mulai Pasang Smart Meter Gratis untuk Pelanggan di Bali

Jisman menjelaskan, tujuan Implementasi AMI antara lain untuk transaksi bisnis yang akurat serta mendorong penguatan data manajemen sistem. Selain itu, program ini juga dinilai dapat menciptakan efisiensi, hingga pengembangan produk untuk customer experience.

Sayangnya, Jisman tak merinci lebih jauh besaran investasi yang dikucurkan untuk program ini.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menjelaskan, umumnya untuk pengadaan satu unit smart meter membutuhkan biaya sekitar US$ 50 hingga US$ 70.

"Ini belum dengan infrastruktur pendukungnya untuk komunikasi dan akuisisi data. PLN harus bangun infrastrukturnya, tidak saja memasang meter di pelanggan," kata Fabby kepada Kontan, Senin (5/6).

Fabby melanjutkan, smart meter memiliki keunggulan yaitu komunikasi langsung antara PLN dengan pelanggan.

Penggunaan smart meter memungkinkan PLN memperoleh akses pada pola beban pemakaian listrik dan kendali atas meter pelanggan.

"Fitur yang ada misalnya kendali jarak jauh untuk memutus aliran listrik pelanggan apabila menunggak. Selain itu PLN dapat mengetahui pola beban listrik pelanggan, Informasi ini dapat dipakai PLN untuk mengoptimalkan operasi pembangkit dan diharapkan akan memberikan efisiensi penyediaan listrik PLN," imbuh Fabby.

Baca Juga: Ini Peluang dan Tantangan Ekspor Listrik Hijau Menurut PLN

Adapun, bagi pelanggan, manfaat yang didapat adalah pencatatan meter lebih akurat dan risiko tagihan berlebih karena salah catat meter dapat dikurangi.

"Pelanggan juga dapat memantau kualitas pasokan listrik secara real-time, jadi tahu apakah standar layanan PLN misalnya kestabilan tegangan dipenuhi oleh PLN," pungkas Fabby. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×