Reporter: Mona Tobing | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Secara diam-diam Kementerian Pertanian (Kemtan) telah melakukan pembatasan produksi day old chicken (DOC) di peternak ayam rakyat sejak awal Maret lalu. Langkah ini dilakukan demi mempertahankan jumlah peternak rakyat mandiri yang terus merosot karena tidak mampu menanggung rugi sejak akhir tahun lalu.
Syukur Iwantoro, Direktorat Jenderal (Ditjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan Kemtan membenarkan adanya upaya menjaga keseimbangan pasokan dan kebutuhan ayam.
Kesepakatan antara asosiasi peternak unggas dan organisasi pembibitan grand parent stock (GPS) dan Parent Stock (PS) pada awal Maret lalu. "Kami bukan mengatur. Namun mempertemukan antara asosiasi peternak dan organisasi pembibitan untuk menjaga keseimbangan supply demand menghadapi bulan puasa nanti," tandas Syukur, Rabu (8/4).
Hasilnya, terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak untuk memangkas stock pembibitan sebesar 20% dari ketersediaan saat ini. Sebulan sebelumnya, di pasar terjadi kelebihan stock DOC hingga 48 juta ekor per minggu. Bahkan pada akhir tahun 2014 sempat menyentuh 60 juta ekor per minggu.
Padahal idealnya, produksi DOC yang ideal sebesar 40 juta ekor sampai 42 juta ekor. Hal ini berkaca pada produksi satu peternakan skala perusahaan saja bisa memproduksi 10 juta ekor DOC setiap minggu.
Kesepakatan pembatasan supply dan demand ini dilakukan demi mempertahankan jumlah peternak rakyat yang saat ini terus menurun. Data dari Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) mencatat saat ini jumlah peternak rakyat mandiri tinggal mencapai 20.000. Jumlah jauh berkurang dari 200.000 pada tahun 2010.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News