kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kini, bibit DOC wajib ber-SNI


Rabu, 03 Desember 2014 / 17:37 WIB
Kini, bibit DOC wajib ber-SNI
ILUSTRASI. Inilah 6 Fakta Mitsuri Kanroji Sang Hashira Cinta di Anime Demon Slayer


Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kementerian Pertanian resmi mewajibkan pengusaha pembibitan dan pengusaha ayam daging telur dalam memproduksi day old chicken (DOC) menerapkan Standard Nasional Indonesia atau SNI mulai Desember ini.  

Kewajiban menerapkan SNI sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42 tahun 2014 tentang Pengawasan Produksi dan Peredaran Benih dan Bibit Ternak.

Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan telah mengirimkan surat edaran kepada perusahaan pembibitan Grand Parent Stock atau GPS dan Parent Stock atau PS ayam pedaging dan petelur.

Ada tiga ketentuan yang wajib dipenuhi pengusaha. Pertama, dalam memproduksi DOC yang sesuai SNI. Kementan membagi empat SNI yakni: SNI 7353.1:2013 tentang bibit induk (parent stock) umur sehari (DOC)- Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging.

Kemudian SNI 7353.2:2013 tentang bibit induk umur sehari (DOC) - Bagian 1: Ayam ras tipe petelur. Lalu, SNI 4868.1:2013 tentang bibit niaga (final stock) umur sehari (DOC)-Bagian 1: Ayam ras tipe daging. Terakhir, SNI  4868.2:2013 tentang bibit niaga (final stock) umur sehari (DOC)- Bagian 1: Ayam ras tipe petelur.

Kedua, peredaran bibit yang tidak sesuai dengan standard dikenakan sanksi administrasi. Ketiga, pelaksanaan pengawasan akan dilakukan Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan tingkat provinsi atau kabupaten dan kota.

Abu Bakar, Direktur Perbibitan Ternak Kementerian Pertanian mengatakan, langkah ini dilakukan dalam rangka melindungi konsumen dan peternak agar mendapat DOC sesuai standard.

"Kami terus berupaya untuk memperbaiki kualitas ayam supaya ke depan bisa melakukan ekspor dengan produksi ayam lokal yang melimpah saat ini," tandas Abu Bakar pada Selasa (2/12) kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×