Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) masih prospektif. Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono memberikan sambutan pada acara Pembukaan Pameran Integrated Textile Trade Show 2017 & Home Textile And Furnishing.
Menurut Sigit, industri TPT pada semester I-2017 laju pertumbuhannya meningkat 1,92% dibandingkan pada periode yang sama tahun 2016 (yoy) negatif 0,13%, dengan penyerapan tenaga kerja 3,49 juta orang. Pada semester II tahun 2017, industri TPT mengalami peningkatan permintaan rata-rata 30% khususnya pasar dalam negeri, sehingga dapat mendorong peningkatan utilisasi produksi dalam negeri 5% - 10%.
"Kenaikan positif ini dinilai oleh kalangan industri TPT sehubungan dengan pasca bekerjanya Satuan Tugas Penertiban Impor Barang Berisiko Tinggi (Satgas PIBT)," ujar Sigit, Rabu (25/10).
Menurutnya, laju pertumbuhan industri TPT pada tahun 2017 diharapkan sebesar 2,59% dengan nilai ekspor sebesar US$ 12,09 miliar dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 2,73 juta orang. Sedangkan pada tahun 2019 target laju pertumbuhan industri TPT sebesar 3,56% dengan nilai ekspor industri TPT sebesar US$ 15 miliar dan penyerapan tenaga kerja sebesar 3,11 juta orang.
Dalam upaya meningkatkan target pertumbuhan dan kinerja industri TPT di tengah tekanan daya saing dan persaingan global, saat ini Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (APSyFI) sedang menyusun Peta Panduan (Road Map) tentang Program Pengembangan Industri TPT Nasional yang terintegrasi dari hulu sampai hilir untuk jangka waktu sampai dengan tahun 2035.
Selanjutnya guna meningkatkan supply chain khususnya pasokan bahan baku kapas, Kementerian Perindustrian bersama dengan beberapa pengusaha tekstil nasional akan melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat dalam rangka membahas kerja sama antara USA – Indonesia terkait impor kapas.
"Diharapkan dari hasil pertemuan tersebut untuk ke depan impor kapas dari Amerika Serikat dapat ditempatkan di gudang Pusat Logistik Berikat (PLB) Indonesia, sehingga pasokan bahan baku kapas bagi industri pemintalan dalam negeri dapat memperoleh kemudahan," ujar Sigit.
Apalagi industri TPT nasional dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional. Hal ini menjadi modal yang kuat guna menembus pasar global. Kekuatan ini perlu dimanfaatkan dan didukung melalui langkah konkret yaitu kolaborasi antara industri kain dengan desainer nasional atau internasional guna membangun sinergi menuju branding nasional sebagai upaya untuk membangun kemandirian industri TPT nasional.
Pemerintah juga turut mendukung peningkatan kinerja industri TPT dengan mengeluarkan berbagai paket kebijakan guna mendorong pertumbuhan ekonomi dengan melakukan deregulasi, memangkas berbagai peraturan, perizinan, dan birokrasi yang masih dirasa menghambat. Kemudian mengawal sistem pengupahan untuk menjamin kepastian bagi tenaga kerja dan pelaku usaha, pengembangan pusat logistik berikat, program pendidikan vokasi yang link and match dengan industri dan beberapa kebijakan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News