Reporter: Noverius Laoli | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) akan meningkatkan anggaran untuk asuransi pertanian pada tahun 2016 menjadi Rp 750 miliar untuk mengcover lahan seluas 5,2 juta hektare (ha). Tahun ini anggaran asuransi pertanian sebesar Rp 150 miliar untuk mengcover lahan pertanian seluas 1 juta ha.
Peningkatan anggaran dan luas lahan pertanian yang akan dicover tersebut didasarkan pada pertimbangan ada dua kali musim panen sepanjang 2016. Pada tahun 2015 ini, Kemtan merehabilitasi lahan pertanian seluas 2,6 juta ha.
Lahan seluas itu telah diperbaiki irigasinya dan siap untuk tanam. Nah, lahan seluas itu diperkirakan akan mengalami masa tanam dua kali sepanjang tahun. Bila dikali dua, maka luas lahannya menjadi 5,2 juta ha.
"Daerah-daerah yang akan mendapatkan asuransi ini tentu saja di daerah yang sudah kita perbaiki irigasinya dan paling banyak di Pulau Jawa," tutur Direktur Pembiayaan Pertanian Kemtan, Mulyadi Hendiawan, Selasa (15/9).
Mulyadi menjelaskan, daerah yang paling luas dicover asuransi adalah daerah-daerah sentra pangan, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.
Usulan menaikkan anggaran asuransi ini telah disampaikan ke Kementerian Keuangan dan di Komisi IV DPR. Asuransi pertanian ini disiapkan untuk mengantisipasi gagal panen pada musim tanam padi bulan April-September 2016 dan bulan Oktober Maret 2016/2017.
Sementara untuk asuransi tahun ini, Kemtan telah melayangkan surat kepada Kementerian BUMN untuk menunjuk salah satu BUMN yang menjadi pelaksana asuransi ini. Kemtan menilai terbuka peluang bagi PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) yang menjadi pelaksana.
Namun keputusan akhir ada di tangan Menteri BUMN. Bila salah satu BUMN sudah ditunjuk sebagai pelaksana asuransi, maka BUMN tersebut bisa membentuk konsorsium dengan sekitar tujuh perusahaan asuransi swasta lainnya.
Sejauh ini, lanjut Mulyadi, dana asuransi pertanian untuk masa tanam Oktober-Maret 2015/2016 sudah cair. Pemaparan serta sosialisasi kepada petani sudah dilakukan. Setelah itu, pada Oktober nanti akan dimulai pendaftaran sampai 1 Desember 2015. Ia memperkirakan jumlah petani yang mendaftar tidak mencapai 1 juta ha seperti yang ditargetkan karena program ini masih baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News