Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) meluncurkan Upsus Percepatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (Siwab) untuk mengakselerasi penambahan populasi sapi potong di dalam negeri. Upsus Siwab mencakup dua program utama yaitu peningkatan populasi melalui inseminasi buatan (IB) dan intensifikasi kawin alam.
Program tersebut tertuang dalam peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 48/Permentan/PK.210/10/2016 tentang Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting yang ditandatangani Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada 3 Oktober 2016.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan, Upsus Siwab akan memaksimalkan potensi sapi indukan di dalam negeri untuk dapat terus menghasilkan pedet. Program ini pun menjadi fokus Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) pada 2017 mendatang. Ia bilang, yang terpenting sekarang adalah bagaimana meningkatkan produksi dengan inseminasi buatan.
"Tahun lalu, dari program IB sudah ada penambahan 1,4 juta ekor anakan dari 2 juta yang di-IB. tahun ini kami susun target 4 juta, IB mudah-mudahan bisa ada 3 juta kelahiran baru,” kata Amran, Senin (10/10).
Ketua Upsus, Siwab Syukur Iwantoro menambahkan, Kemtan menggelontorkan hingga Rp1,1 triliun guna menjalankan program unggulan percepatan pembuntingan sapi dan kerbau. Pertama, bagi ternak yang dikembangkan di padang gembala (ranch), pemerintah akan melakukan proses kawin alam dan menyiapkan infrastruktur.
Kedua, untuk ternak yang dikembangkan dengan pola kandang. Dari investasi sebesar Rp1,1 triliun tersebut, Kementan menargetkan 3 juta anakan lahir pada 2018. Dengan harga anakan Rp 3 juta per ekor, maka nilai total yang didapat peternak mencapai Rp 9 triliun saat pedet atau anak sapi lahir.
Selanjutnya, jika pedet tersebut dipelihara hingga usia dewasa, dengan harga rata-rata per ekor sebesar Rp 12 juta. Maka nilai ekonomi yang diperoleh peternak mencapai Rp 36 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News