Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini Kementerian Pertanian (Kemtan) menargetkan lahan tanam komoditas bawang putih mencapai 26.650 hektare (ha).
Dari 26.650 ha tersebut, sekitar 7.000 ha merupakan lahan yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sementara 5.000 ha dari importir yang diwajibkan menanam bawang putih.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kemtan Prihasto Setyanto membeberkan, saat ini lahan seluas 7.000 ha yang berasal dari APBN sudah tersedia. “Yang dari APBN sudah ada, tinggal menunggu benih untuk realisasi tanam,” kata Prihasto kepada Kontan.co.id, Selasa (13/3).
Sementara itu, sudah ada lahan seluas 1.437 ha dari 5.000 ha yang tertanami bawang putih. Prihasto bilang, RIPH yang dikeluarkan saat ini diberikan kepada 57 perusahaan.
Terdapat 37 perusahaan yang mendapatkan RIPH tahun ini, sementara sisanya merupakan lanjutan dari tahun lalu.
Prihasto mengakui, sampai saat ini kendala yang dihadapi masih terkait ketersediaan benih. Pasalnya, produsen benih di dalam negeri masih belum mencukupi kebutuhan lahan.
Karena itu Kemtan merekomendasikan pembelian benih dari luar negeri khususnya dari Taiwan dan Yunan (China).
Prihasto mengatakan, bila tahun ini lahan tanam seluas 12.000 ha dapat terealisasi maka ditargetkan produksi 96.000 ton bawang putih. Dari jumlah produksi itu, sebanyak 73.000 ton akan digunakan untuk benih sementara sisanya diperuntukkan bagi konsumsi.
“Rencananya akan stop impor akhir 2019 kalau semua berjalan lancar. Meski begitu, menurut pak Menteri kalau impor sudah 5% saja kita sudah swasembada,” tutur Prihasto.
Tahun ini Kemtan memberikan RIPH bawang putih sekitar 400.000 ton, untuk memenuhi kebutuhan rata-rata nasional sebanyak 460.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News