Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Kenaikan harga baja sekitar 10% sampai 12% awal tahun ini, membuat industri otomotif gundah gulana. Maklum, baja merupakan bahan baku penting bagi produksi mobil.
Sudirman Maman Rusdi Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor (ADM) selaku Agen Tunggal Pemegang Merek Daihatsu, mengungkapkan, kenaikan harga baja itu bisa berdampak pada kenaikan harga mobil, sebab baja memiliki kontribusi 60% dari biaya produksi mobil.
Namun begitu, Sudirman bilang, pilihan menaikan harga baja masih menunggu hasil evaluasi internal ADM dan hasil evaluasi dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). “Tahun lalu ADM tidak menaikkan harga, karena pasar yang sedang bagus dan nilai Rupiah menguat,” ungkapnya kepada KONTAN, Senin (20/2).
Sudirman berharap, kenaikan harga baja bisa tertutup dengan penguatan rupiah. Sehingga, pihaknya tak perlu repot untuk menaikkan harga jual mobil. “Ada beberapa kemungkinan seperti menguatnya nilai rupiah, sehingga bisa menutup biaya produksi,” harap Sudirman.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Rizwan Alamsjah, Direktur Marketing PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) selaku Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Mitsubishi. “Kami harus melihat harga mobil di pasaran, kami tidak bisa seenaknya menaikkan harga,” ungkapnya.
Walaupun ada keputusan menaikkan harga, Rizwan mengaku akan menaikkannya dengan cara bertahap dengan mempertimbangkan kondisi pasar. Rizwan bilang, awal tahun ini, sejumlah mobil Mistubsihi sudah mengalami kenaikan harga seperti Mitsubishi Colt Diesel dan mobil Sport Utility Vehicle(SUV) Mitsubishi Pajero Sport.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News