kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,85   -7,45   -0.82%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan harga Elpiji 12 kg turunkan daya beli


Senin, 18 Februari 2013 / 16:19 WIB
Kenaikan harga Elpiji 12 kg turunkan daya beli
ILUSTRASI.


Reporter: Herlina KD |

JAKARTA. Rencana Pertamina untuk menaikkan harga gas elpiji 12 kilogram (Kg) belum berjalan mulus. Pasalnya, rencana kenaikan harga gas elpiji ini belum dikonsultasikan dengan Kantor Menko Perekonomian dan Komisi VII DPR RI. Lagi pula, kenaikan harga elpiji berpotensi menekan daya beli masyarakat.

Anggota Komisi VII DPR RI Satya W.Yudha menuturkan hingga saat ini Pertamina belum berkomunikasi dengan Komisi VII DPR terkait rencana kenaikan harga elpiji 12 kg. Menurutnya, Pertamina perlu memperhitungkan dengan cermat rencana kenaikan harga elpiji ini.

Ia menambahkan, jika harga elpiji dinaikkan, maka disparitas alias selisih harga gas elpiji 12 kg dan 3 kg akan semakin besar.

"Untuk itu, Pertamina perlu menghitung kembali, agar tidak ada migrasi dari pengguna elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg akibat disparitas harga yang terlalu tinggi," ujar Satya Senin (18/2).

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menuturkan kenaikan harga elpiji 12 kg akan berdampak pada daya beli masyarakat. Pasalnya, selama ini elpiji 12 kg dikonsumsi oleh konsumen rumah tangga.

Meski mengaku belum menghitung pembengkakan inflasinya, namun Enny bilang dampak ke inflasinya tidak terlalu tinggi.

Tapi "Kalau harga elpiji 12 kg mengalami kenaikan, itu membuat pengeluaran konsumen (untuk belanja) naik, sehingga pendapatan yang dibawa pulang menjadi berkurang," ujar Enny.

Menurut Enny, sebelum menaikkan harga elpiji, perlu dilakukan audit kerugian Pertamina apakah kerugian ini disebabkan karena ketidakefisienan dalam pendistribusian atau karena faktor lain.

Seperti diketahui, pada pertengahan Maret nanti Pertamina berencana untuk menaikkan harga elpiji 12 kg sebesar Rp 1.500 per kg (25,6%) dari Rp 5.860 per kg menjadi Rp 7.360 per kg. Kenaikan harga ini bertujuan untuk lebih mendekatkan harga elpiji 12 kg ke harga keekonomiannya. Pasalnya, selama ini Pertamina mengaku harus menanggung rugi akibat penjualan elpiji 12 kg ini.

Dalam hitungan Pertamina, pada tahun 2012 lalu Pertamina harus menanggung kerugian sekitar Rp 4,7 triliun karena Pertamina harus menanggung selisih antara harga jual elpiji 12 kg dengan harga keekonomiannya yang sebesar Rp 12.500 per kg. Dengan harga jual Rp 5.860 per kg, artinya selisih dari harga keekonomian yang harus ditanggung Pertamina sekitar Rp 6.640 per kg.

Deputi bidang Koordinasi Industri dan Perdagangan Menko Perekonomian Edy Putra Irawady menuturkan kenaikan harga elpiji 12 kg masih harus dibahas di tingkat menko perekonomian. Artinya, "Masih perlu dibahas di rakor di bawah Menko Perekonomian," ujarnya.

Hanya saja, Edy belum bisa memastikan kapan rapat untuk membahas rencana kenaikan harga elpiji 12 kg akan digelar. Yang jelas, kata Edy, Pertamina harus menjelaskan alasan kenaikan harga elpiji, termasuk bukti-bukti kerugian yang diklaim akibat penjualan harga elpiji ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×