Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
“Tetapi kalau produsen menaikkan harga jual, para pedagang biasanya akan marah. Ini sulit dilakukan karena hubungan antar pelaku usaha dan pedagang tempe tahu sudah terjalin puluhan tahun layaknya keluarga,” ungkap Aip.
Dengan kondisi seperti ini, para pengusaha tempe tahu memprioritaskan untuk saling membantu satu sama lain agar menghindari risiko kebangkrutan. Apalagi, mayoritas produsen tempe tahu merupakan kelompok UMKM atau industri rumahan.
Dihubungi terpisah, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengaku, sebagian komoditas yang menjadi bahan baku pangan mengalami tren kenaikan di pasar global.
Baca Juga: Kemendag Pastikan Stok Kedelai Aman Hingga Dua Bulan ke Depan
Pemerintah pun memprioritaskan ketersediaan stok terlebih dahulu pada komoditas yang tidak banyak diproduksi di Indonesia, sehingga harus diimpor dari luar negeri.
“Untuk itu, pemerintah mendorong pelaku usaha untuk tidak menghentikan importasinya, mengingat terdapat sekitar 160.000 UMKM pengrajin tempe-tahu yang harus dipastikan kelangsungan usahanya,” terang dia, hari ini.
Kemendag juga tengah melakukan pembahasan terkait upaya-upaya lainnya dalam membantu pelaku usaha agar memperoleh bahan baku komoditas dengan harga yang terjangkau.
Di sisi lain, pemerintah juga terus mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa kenaikan harga beberapa komoditas dikarenakan oleh pergerakan harga tersebut di pasar internasional, sehingga dapat berpengaruh pula terhadap produk pangan yang dihasilkan dari komoditas tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News