Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
Sebab, sebagian besar pembelian mobil baru di Indonesia menggunakan skema cicilan kredit. Ditambah lagi, semenjak suku bunga acuan berada di level yang tinggi, pihak leasing cenderung memperketat dan lebih selektif dalam menyalurkan kredit kendaraan bermotor.
Kini, Toyota terus mengobservasi dan berkoordinasi secara intens dengan para kolega di manufaktur, dealer, lembaga pembiayaan, hingga prinsipal guna mempertahankan bisnis di tengah berbagai ketidakpastian di industri otomotif. Harapannya, Toyota dapat beradaptasi dengan cepat dan menangkap peluang di tengah kelesuan pasar.
Toyota pun berupaya lebih gencar dalam mengimplementasikan program penjualan, program paket kredit, dan perpanjangan tenor cicilan untuk menjaga permintaan.
"Tentu program-program ini disesuaikan dengan kemampuan konsumen," imbuh Anton, Kamis (25/4).
Sementara itu, Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Tbk Daihatsu Sales Operation Tri Mulyono menyebut, saat ini pihaknya masih mempelajari dampak kenaikan suku bunga acuan terhadap prospek penjualan Daihatsu dalam waktu dekat.
Maklum saja, sebanyak 80% konsumen Daihatsu melakukan pembelian dengan memanfaatkan dukungan lembaga pembiayaan.
Saat ini Daihatsu aktif berkoordinasi dengan mitra lembaga pembiayaan dalam melakukan profiling dan memetakan segmentasi konsumen secara lebih tepat.
"Dengan demikian, proses pengajuan kredit oleh konsumen Daihatsu di lembaga pembiayaan dapat berjalan lancar dan cepat," pungkas dia, Kamis (25/4).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News