kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan tarif cukai tekan produksi rokok di 2016


Selasa, 15 Maret 2016 / 11:12 WIB
Kenaikan tarif cukai tekan produksi rokok di 2016


Reporter: Mimi Silvia, Syamsul Ashar | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Volume penjualan rokok diperkirakan stagnan pada tahun ini. Penyebabnya antara lain adalah kenaikan tarif cukai rokok.

Hasan Aoni Azis, Sekretaris Jenderal Gabungan Asosiasi Perserikatan Pengusaha Rokok Indonesia (Gappri) khawatir, kebijakan pemerintah yang agresif mengerek tarif cukai rokok bisa berakibat pada penurunan produksi rokok. Dampak berikutnya merembet ke penurunan produksi di pabrik dan pengurangan tenaga kerja alias PHK.

Hasan memperkirakan tahun ini produksi bakal turun 5%-6%. Namun masih ada harapan perbaikan produksi dan konsumsi dari membaiknya tingkat daya beli masyarakat setelah ada perbaikan pertumbuhan ekonomi.

Perkiraan Gappri tak beda jauh dengan perkiraan analis saham. Misalnya Analis Mandiri Sekuritas Matthew Wibowo dan Kevin Halim dalam proyeksi yang dipublikasikan 8 Maret 2016 lalu menyebut, kinerja PT HM Sampoerna Tbk tahun ini produksi HMSP ini masih akan flat di kisaran 110 miliar batang.

Meskipun volume produksi masih stagnan, Mandiri Sekuritas memperkirakan perusahaan ini tetap bisa mencetak pertumbuhan penjualan sebesar 16% dari proyeksi realisasi tahun ini Rp 89,076 triliun menjadi Rp 103,54 triliun. 

Sementara proyeksi laba naik 10% dari proyeksi realisasi 2015 sebesar Rp 10, 36 triliun menjadi Rp 11,7 triliun. Hanya saja kenaikan pendapatan dan laba bersih ini bisa didapat dengan asumsi mereka menaikkan harga jual produk sebesar 10,5% tahun ini. 

Head of Regulator Affair International Trade & Communication HM Sampoerna Elvira Lianita yang dihubungi KONTAN enggan berkomentar menyoal proyeksi kinerja tahun ini. "Kinerja perusahaan kuartal pertama 2016 baru bisa dilaporkan April mendatang," kata Elvira.

Sementara prediksi Analis Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto dalam riset yang dirilis Februari 2016,  kinerja PT Gudang Garam Tbk juga tak jauh berbeda dengan laju industri rokok. Prediksinya, tahun ini volume produksi GGRM akan tumbuh 3,6%. 

Dalam catatan Danareksa,  hingga akhir September 2015 volume produksi emiten dengan kode saham GGRM mencapai 58 miliar batang. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama 2014 yakni 60 miliar batang.

Meskipun demikian, analisa yang, Danareksa memprediksi tahun ini GGRM masih bisa mencetak pertumbuhan penjualan sebesar 11,8% dari  proyeksi realisasi 2015 sebesar Rp 69 triliun, menjadi Rp 77,23 triliun tahun ini. Adapun dengan proyeksi laba bersih tahun ini sebesar Rp 5,76 triliun, naik 5% dari proyeksi realisasi 2015 yakni Rp 5,47 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×