kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kerek kinerja, Sariguna Primatirta (CLEO) bakal perkuat penjualan ke general trade


Kamis, 30 Juli 2020 / 16:46 WIB
Kerek kinerja, Sariguna Primatirta (CLEO) bakal perkuat penjualan ke general trade
ILUSTRASI. Sariguna Primatirta (CLEO) bakal memacu penjualan air minum dalam kemasan (AMDK) ke segmen pasar tradisional.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) bakal memacu penjualan air minum dalam kemasan (AMDK) ke segmen pasar tradisional atau general trade  di semester kedua ini. Strategi ini dilakukan untuk menyiasati geliat segmen hotel restoran dan kafe serta pasar modern yang loyo.

Direktur Penjualan dan Distribusi  Sariguna Primatirta Toto Sucartono mengungkapkan, penjualan kepada pelanggan maskapai penerbangan di sektor hotel restoran dan kafe merosot akibat aktivitas penerbangan yang tersendat menjelang pada semester I 2020 lalu. Demikian pula dengan segmen pasar modern, penjualan AMDK ke supermarket, khususnya yang terintegrasi dengan pusat perbelanjaan ikut menyusut.

Berbeda dengan kedua segmen pasar di atas, Toto menilai permintaan pasar di general trade yang relatif lebih stabil di masa pandemi. Hal inilah yang menjadi pertimbangan perusahaan untuk memperbesar penjualan di saluran tersebut.

“Kami sudah tahu petunjuknya di semester kedua, akan ke mana kami berlari, keran mana yang akan kami perbesar,” ujar Toto dalam paparan publik yang dihelat secara virtual, Kamis (30/7).

Baca Juga: Bisnis tertekan wabah corona, pelaku industri AMDK siapkan strategi

Dengan strategi ini, kontribusi penjualan CLEO ke segmen general trade diproyeksikan akan berada  di angka 60%-70% dari total penjualan. Sementara itu, penjualan ke pasar modern dibidik di kisaran 15%-20% dari total penjualan. Sisanya baru berasal dari saluran sektor hotel restoran dan kafe.

Dalam memacu penjualan, CLEO akan mengandalkan penjualan produk-produk yang belakangan menunjukkan tren pertumbuhan tinggi seperti misalnya produk AMDK galon serta produk AMDK botol baru berukuran 220 ml bernama Cleo Smart.

Asal tahu saja, pada semester pertama 2020, penjualan AMDK galon CLEO tercatat melesat 44% dibanding periode sama tahun lalu, sementara penjualan Cleo Smart pertumbuhannya mencapai sekitar 22%.

Selain itu, CLEO juga masih akan meluncurkan produk baru di semester kedua guna merangsang pasar. Bocorannya, CLEO akan meluncurkan produk baru Ecogreen pada Agustus 2020 mendatang.

“Kami akan terus berinovasi mengembangkan produk-produk kami agar customer merasa puas dengan produk yang kami miliki,” kata Wakil Direktur Utama PT Sariguna Primatirta Tbk Melisa Patricia dalam acara yang sama.

Agar penjualan yang ada berjalan optimal, CLEO bakal memastikan ketersediaan produk di tiap-tiap titik distribusi dengan mengandalkan jaringan distribusi yang dimiliki. Catatan saja, saat ini CLEO telah memiliki sebanyak 27 pabrik AMDK yang tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia. Sementara itu, kanal distribusi CLEO tercatat sebanyak 120 dan diproyeksikan kembali meningkat menjadi sebanyak 126 kanal tahun ini.

Hingga tutup tahun nanti, CLEO optimistis mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja sebesar 8%-10%. Namun demikian, Toto menilai CLEO berpeluang untuk mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi lagi, yakni di atas 10% apabila mobilitas lintas kota, provinsi, dan pulau dipermudah. Menurut Toto, tersendat atau tidaknya mobilitas masyarakat sangat memengaruhi perekonomian nasional.

“Kalau tidak ada aturan yang menyulitkan untuk berpergian sehingga masyarakat tidak takut  untuk itu, saya yakin pertumbuhan ini masih bisa di atas 10%,” ujar Toto.

Sepanjang Januari - Juni 2020 lalu, penjualan bersih CLEO naik tipis 0,40% menjadi Rp  493,94 miliar. Realisasi tersebut terdiri atas penjualan segmen botol sebesar Rp 200,58 miliar, segmen bukan botol sebesar Rp 276,38 miliar, dan lain-lain sebesar Rp 16,97 miliar.

Seturut pertumbuhan mini pada sisi penjualan bersih, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih perusahaan ikut naik tipis 1,19% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 63,93 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 64,70 miliar.

Baca Juga: Ada pandemi Covid-19, Aspadin kembali koreksi target industri AMDK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×