Reporter: Namira Daufina | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Pasca menambah lini produksi farmasi, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk akan menjajal produk balsem. Sejatinya produk yang mengusung merek Tolak Angin itu tidak baru-baru amat. Sido Muncul sudah pernah merilis beberapa produk itu tapi tidak mendapat respon pasar yang bagus.
Untuk lokasi produksi, Sido Muncul akan memanfaatkan pabrik jamu miliknya yang ada di Semarang, Jawa Tengah dengan luasan 38 hektare (ha). Rencananya, perusahaan itu akan memproduksi minyak kayu putih, minyak telon, minyak angin, minyak gosok dan balsem.
Sayang, Irwan Hidayat, Presiden Direktur Sido Muncul belum mau berbagi informasi tentang kapasitas produksi produk balsem yang akan mulai dipasarkan November 2014. "Target penjualan dan sumbangan pendapatan balsem akan dimasukan dalam perhitungan tahun 2015 nanti," elak Irwan kepada KONTAN, Selasa (14/10).
Yang pasti, produk baru tak hanya berupa balsem. Demi memperebutkan pasar farmasi, Sido Muncul juga akan memproduksi obat anyar tahun depan. Irwan bercerita, melakoni bisnis farmasi tak mudah. Untuk mengurus satu izin produk saja misalnya, perusahaan farmasi harus menunggu prosesnya hingga dua tahun.
Beruntung, sejak September 2014 kemarin, Sido Muncul mengakuisisi perusahaan obat di Yogyakarta, yakni PT Berlico Mulia Farma. Dus, Sido Muncul tinggal menjalankan bisnis Berlico yang sudah berjalan. Nah, produk anyar yang masih dirahasiakan jenis dan kapasitasnya itu akan melengkapi 73 jenis produk besutan Berlico.
Tak sekadar melengkapi portofolio produk, perusahaan berkode SIDO di Bursa Efek Indonesia itu juga berharap kontribusi pendapatan pasca terjun ke bisnis farmasi. Perusahaan itu mengimpikan lini bisnis farmasi bisa menyumbang pendapatan 30% terhadap total pendapatan dalam dua tahun ke depan, alias 2016. Porsi terbesar masih berupa penjualan jamu.
Dasar optimisme Sido Muncul hingga mematok persentase target sebesar itu adalah program jaminan kesehatan nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). "Ini akan membuat pasar obat-obatan farmasi akan menjadi laris-manis. Saat semua orang menikmati berobat murah, maka konsumsi obat akan meningkat," beber Irwan.
Kalau target Sido Muncul tahun ini, Berlico bisa menyumbang pendapatan 8% dari total investasi akuisisi. Jika total nilai akuisisi Berlico bulan lalu adalah Rp 124,99 miliar, berarti proyeksi kontribusi pendapatan Berlico bagi Sido Muncul adalah Rp 9,99 miliar.
Sementara di lini bisnis utama, yakni jamu, Sido Muncul masih mengandalkan jamu dan minuman berenergi. Sejauh ini, perusahaan itu sudah melempar produk jamu ke pasar mancanegara, seperti Australia, ASEAN, Amerika dan Nigeria. Produk andalan perusahaan itu di pasar luar negeri adalah Tolak Angin dan Kuku Bima Energi. Porsi penjualan ekspor mencapai 5% - 6% dari total penjualan jamu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News