kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kereta ekspres Argo Cahaya telan biaya Rp 233 T


Senin, 12 Maret 2012 / 16:41 WIB
Kereta ekspres Argo Cahaya telan biaya Rp 233 T
ILUSTRASI. Uang rupiah.


Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Edy Can


JAKARTA. Pembangunan kereta api super cepat Jakarta-Surabaya, Argo Cahaya, akan menelan investasi sebesar 2.100 miliar yen atau sekitar Rp 233,1 triliun. Proses pembangunannya akan memakan waktu sembilan tahun.

Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengungkapkan, biaya konstruksi jaringan kereta api sepanjang 685 kilometer (km) itu saja sebesar 1.500 miliar yen. "Saat ini analisis finansial sedang dilakukan atas proyek ini," ujarnya ketika meluncurkan buku berjudul Manajemen Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah di Jakarta, Senin (12/3).

Sebelumnya, perhitungan proyek ini hanya sebesar Rp 180 triliun. Namun, setelah melakukan kajian lagi, Bambang mengatakan terdapat beberapa penambahan nilai investasi.

Bambang mengatakan, setiap rangkaian kereta api super cepat ini akan terdiri dari delapan gerbong dengan kapasitas 600 penumpang. Menurutnya, jumlah rangkaian kereta ini bisa ditambah hingga 12 kereta. "Proyek ini awalnya direncanakan untuk diimplementasikan pada 2010. Tetapi secara realistis proyek ini tertunda dan besar kemungkinan dapat direalisasikan sekitar 2020," jelas dia.

Menurut Bambang, kereta super cepat Argo Cahaya ini akan menempuh Jakarta- Surabaya dalam tempo tiga jam. Jumlah stasiun yang dilayani ada sembilan, yakni Jakarta (Manggarai), Cikampek, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang (Poncol), Gambringan, Cepu, dan Surabaya (Pasar Turi).

Depo pemeliharaan di empat lokasi, yakni Karawang, Cirebon, Semarang (Purjankang), dan Surabaya (Poncol). "Waktu konstruksi diperkirakan sembilan tahun, yakni periode desain tiga tahun, periode pembangunan (konstruksi) lima tahun, dan periode ujicoba (satu tahun)," katanya.

Kementerian Perhubungan sudah mengkaji dampak sosial dan lingkungan atas proyek ini. Menurut Bambang, kereta api super cepat ini bisa meningkatkan kualitas hidup. Selain itu dia mengatakan, proyek ini akan menambah penerimaan pajak sebagai akibat dari penyebaran penduduk, pengurangan konsumsi energi, pengurangan emisi gas buang akibat perpindahan penumpang dari pesawat terbang, serta pengurangan gas buang dari barang tadinya pakai truk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×