kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kerjasama biodiesel PTPN III dan Pertamina masih dalam tahap kajian


Senin, 25 Januari 2021 / 19:02 WIB
Kerjasama biodiesel PTPN III dan Pertamina masih dalam tahap kajian
ILUSTRASI. Rencana kerjasama produksi biodiesel antara PTPN III dan Pertamina masih dalam tahap kajian.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara III (PTPN) masih melakukan kajian bersama Pertamina terkait rencana kerjasama pengembangan biodiesel.

Corporate Secretary Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Imelda Alini mengatakan, saat ini penyusunan studi kelayakan masih dilakukan. "Perkembangan kerjasama dengan Pertamina untuk program biodiesel sampai saat ini masih dalam penyusunan studi kelayakan bisnis oleh Pertamina," terang Imelda kepada Kontan.co.id, Senin (25/1).

Imelda melanjutkan, rencana kebutuhan crude palm oil (CPO) untuk program ini mencapai 1 juta ton per tahun. Nantinya PTPN III bakal memasok kebutuhan CPO untuk Kilang Plaju, milik PT Pertamina.

Baca Juga: Tahun ini, Kementerian ESDM memproyeksi kebutuhan BBM non subsidi capai 48,97 juta kl

Imelda melanjutkan, kendati pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan program biodiesel tahun ini masih akan berfokus ke B30, volume pasokan tak akan terganggu.

Ia menjelaskan, kebutuhan pasokan yang sebesar 1 juta ton per tahun masih bisa terpenuhi mengingat produksi CPO Indonesia saat ini sekitar 45 juta ton.

Sayangnya, Imelda belum mau merinci perihal timeline dan nilai investasi dari kerjasama bersama Pertamina ini. "Kami masih kajian dan mencari bentukan kerjasama yang paling pas, dan setelah itu secara paralel memohon approval dari Kementerian BUMN," jelas Imelda.

Disisi lain, VP Strategic Planning Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional Prayitno mengungkapkan pengembangan biofuel oleh Pertamina akan dilakukan melalui dua program.

"Pertama, biorefinery Cilacap, memanfaatkan kilang yang sudah ada dan rencanakan modifikasi sehingga bisa mengolah CPO. Kemudian Plaju akan bangun baru green refinery," jelas Prayitno dalam diskusi virtual, Kamis (21/1).

Prayitno melanjutkan, pengolahan CPO di Kilang Plaju ditargetkan mencapai 20.000 CPO. Merujuk data Pertamina, saat ini Kilang Plaju saat ini tengah dalam fase merampungkan pre-feasibility study. Proyek ini diharapkan rampung pada kuartal I 2023 mendatang.

Sementara itu untuk Biorefinery Cilacap fase I diharapkan bisa onstream pada tahun ini. Lalu fase II akan onstream pada 2022 mendatang.

"Di 2021 akhir harapannya sudah bisa mengolah  Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil (RBDPO) yang merupakan turunan CPO yang sudah dilakukan treatment untuk kualitas yang lebih baik. Kemudian di akhir 2022 sekitaran itu bisa olah CPO," imbuh Prayitno.

Selanjutnya: Menteri ESDM kembali tekankan pentingnya pemanfaatan biodiesel untuk ketahanan energi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×