Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
GoPay Later merupakan layanan dari GoTo Financial, unit bisnis Financial Technology dari GoTo. Melalui GoTo Financial, GoTo berupaya membuka akses finansial ke setiap lapisan masyarakat, termasuk bagi mereka yang belum memiliki akses ke layanan keuangan yang aman dan bertanggung jawab.
Hans Patuwo, Direktur Grup GoTo mengatakan, Gopaylater melengkapi ketersediaan Gopay sebagai metode pembayaran yang aman dan mudah di ShopTokopedia, serta memberikan pengguna berbagai layanan keuangan di platform ShopTokopedia.
“Di saat yang sama, mendorong pertumbuhan bisnis Goto dan TikTok.” ujar Hans.
GoPay Later sebagai metode pembayaran cicilan di ShopTokopedia dalam aplikasi TikTok memberikan beragam manfaat bagi pengguna, antara lain limit hingga Rp 10 juta, ditentukan berdasarkan penilaian risiko dan pilihan tenor fleksibel mulai dari 1, 3, 6 hingga 12 bulan tanpa minimum transaksi
Baca Juga: GOTO Bakal Menghapus 10,26 Juta Saham Hasil Buyback Sebelum IPO dan Greenshoe
Hans juga menegaskan dalam memberikan layanan keuangan, Goto Financial selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian dan praktik bertanggungjawab, seperti melakukan komunikasi yang transparan dengan konsumen, memberikan pinjaman sesuai kemampuan meminjam pengguna, dan membekali pengguna dengan edukasi finansial.
Melissa Siska Juminto, Direktur Utama Tokopedia dan TikTok Ecommerce mengatakan, kerjasama ini dapat memperluas penawaran Tiktok kepada pengguna di Indonesia, sehingga memberikan kontribusi yang lebih luas terhadap ekonomi digital nasional.
Menurutnya, GoPay Later di ShopTokopedia akan membantu untuk menyediakan lebih banyak opsi pembayaran fleksibel kepada pedagang dan usaha kecil, memungkinkan mereka menawarkan pengalaman belanja yang lebih mulus kepada pelanggan mereka.
Pada kuartal pertama 2024, bisnis pinjaman konsumen GoTo Financial memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan topline GoTo.
Jumlah pinjaman yang diberikan Goto, termasuk produk BNPL dan pinjaman tunai, meningkat sebesar 43% dari kuartal sebelumnya dan naik tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 2,7 triliun. Di saat yang sama, tingkat rasio kredit macet (/NPL) tetap terjaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News