kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kerjasama Indosat Ooredoo dan Cisco akan saling menguntungkan


Selasa, 28 Agustus 2018 / 16:02 WIB
Kerjasama Indosat Ooredoo dan Cisco akan saling menguntungkan
Kerjasama Indosat Ooredoo dengan Cisco


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kerjasama yang terjalin antara  Indosat Ooredoo dan Cisco diklaim akan saling menguntungkan. Investasi yang digelontorkan Indosat dalam kerjasa ini terbilang tidak terlalu besar.

Director and Chief Business Officer Indosat Ooredoo, Herfini Haryono mengatakan, investasi yang dikeluarkan Indosat dalam kerjasama ini terbilang kecil. Adapun bentuk pembagian keuntungannya bersifat bagi hasil. "Jumlahnya beda-beda tergantung siapa bawa customer-nya, minimum banget," jelas Herfini, Selasa (28/8).

Kerjasama tersebut membuat pelayanan Indosat didukung oleh Cisco Control Center, sebuah automated IoT Connectivity Management Platform, yang memungkinkan pelanggan dapat meluncurkan, mengelola, dan memonetisasi layanan internet of things (IoT).

Dalam kerjasama tersebut, Indosat menyediakan jaringan sementara Cisco bakal menyediakan fasilitas backroom-nya. "Untuk investasi BTS-pun tidak perlu besar karena jika dalam suatu wilayah Indosat mampu mendapat pelanggan, maka BTS yang ada tinggal diaktivasi saja," kata Herfini.

Artinya, investasi ini baru bakal terjadi setelah Indosat mendapat pelanggan atau memenangkan sebuah proyek IoT untuk perusahaan tertentu. Adapun biaya investasi yang tidak ingin disebutkan itu bakal berasal dari anggaran belanja modal yang dianggarkan Indosat di awal tahun yakni, 7 triliun.

Catatan Kontan.co.id, lebih dari Rp 2 triliun rencananya dianggarkan khusus di luar Pulau Jawa. Di semester pertama realisasi belanja modal (capex) perusahaan sudah Rp 2,5 triliun.

Herfini menambahkan, karena penerapan IoT belum banyak dilakukan, maka meyakinkan industri untuk menggunakan IoT merupakan tantangan tersendiri. Menurutnya ada dua cara untuk bisa meyakinkan industri untuk memanfaatkan IoT.

"Pertama kita trial, lalu hasilnya digunakan untuk convince. Kedua kita pakai benchmark bagi negara-negara yang industrinya sudah mulai terapkan IoT," kata Herfini.

Tapi di sisi produktivitas, Herfini yakin adanya IoT bakal merubah kemampuan industri di Indonesia. Misalnya, kata dia, untuk industri minyak saat ini masih dibutuhkan tenaga kerja untuk mengecek produktivitas sumurnya.

Dengan adanya IoT, maka sensor itu bisa memastikan setiap sumur tersebut bekerja optimal. Kendati demikian, Herfini mengatakan tenaga kerja yang biasa melakukan pengecekan pada setiap sumur bisa diajarkan untuk melakukan pengecekan melalui sistem itu.

"Harusnya, IoT tidak mengurangi tenaga kerja. Tapi dengan jumlah tenaga kerja yang sama, produktivitas bisa meningkat," jelas Herfini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×