kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,45   0,83%
  • KOMPAS100 1.107   11,93   1,09%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   1,25   0,57%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,59   1,05%
  • IDX80 127   1,36   1,08%
  • IDXV30 135   0,76   0,57%
  • IDXQ30 149   1,76   1,20%

Kesepakatan Awal (HoA) Divestasi Saham Vale Indonesia (INCO) akan Diteken Pekan Ini


Sabtu, 18 November 2023 / 07:35 WIB
Kesepakatan Awal (HoA) Divestasi Saham Vale Indonesia (INCO) akan Diteken Pekan Ini
ILUSTRASI. Head of Agreement (HoA) alias kesepakatan awal divestasi lanjutan saham Vale Indonesia akan diteken pekan ini. ANTARA FOTO/Jojon/Spt.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah untuk menambah kepemilikan saham di PT Vale Indonesia Tbk (INCO) lewat Mining Industry Indonesia (MIND ID) mendekati babak akhir.  Jika tidak ada aral melintang, Head of Agreement (HoA) alias kesepakatan awal divestasi lanjutan saham Vale Indonesia bakal ditandatangani pekan ini.

Sebab, kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, HoA divestasi lanjutan saham Vale Indonesia direncanakan bisa diteken di sela agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2023 di San Fransisco, Amerika Serikat (AS). 
Perhelatan forum kerja sama antar negara-negara di lingkar Samudera Pasifik tersebut digelar pada 15-17 November 2023.

“Sabtu (18/11) (Presiden Joko Widodo dan rombongan) sudah pada pulang, kalau enggak tanda tangan (sebelum rombongan pulang) ya enggak jadi,” ujar Arifin saat ditemui wartawan di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (17/11).

Baca Juga: Perlu Perbaiki Tata Niaga Nikel Indonesia agar Lebih Punya Nilai Jual di Dunia

Menurut Arifin, jumlah saham  Vale Indonesia yang bakal didivestasikan berjumlah 14% dari kepemilikan Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (SMM).

Belum ketahuan seperti apa komposisi pembagian persentase kepemilikan saham VCL dan SMM yang bakal didivestasikan ke MIND ID dalam transaksi ini, begitu pula dengan nilai transaksinya. Yang terang, Arifin berharap MIND ID bisa beroleh ‘harga’ pembelian saham di bawah harga pasar.

“Harganya belum, yang penting harus lebih murah dari harga pasar,” tuturnya.

Seperti diketahui, divestasi lanjutan atas saham Vale Indonesia merupakan syarat yang perlu dipenuhi agar Vale Indonesia bisa memperpanjang kontrak.

Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek terkini yang disampaikan Arifin dalam Raker dengan Komisi VII DPR RI (13/6), mayoritas saham Vale Indonesia masih dipegang oleh Vale Canada Limited (VCL) dengan porsi kepemilikan saham 43,79%.

Dengan porsi kepemilikan tersebut, VCL saat ini masih menjadi entitas pengendali atas Vale Indonesia. Sementara itu, MIND ID saat ini memiliki kepemilikan 20%, sisanya dimiliki oleh Sumitomo Metal Mining 15,03%, dan kepemilikan publik sebesar 21,18%.

Agar bisa mendapat perpanjangan konsesi dan beroleh Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), Vale Indonesia yang konsesi Kontrak Karyanya bakal habis 28 Desember 2025 mendatang wajib memenuhi divestasi saham sebesar 51% secara berjenjang kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, badan usaha milik daerah, dan/atau Badan Usaha swasta nasional.

Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba).

Dalam wawancara sebelumnya (9/11). Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat, mengatakan bahwa penambahan saham Vale Indonesia lewat MIND ID bisa membawa dampak positif. 

Sebab, aksi korporasi tersebut bisa memperbesar pengaruh RI dalam menentukan kebijakan perusahaan Vale Indonesia ke depan, termasuk di antaranya ‘memaksa’ Vale Indonesia melanjutkan pengembangan smelter ke tingkat yang lebih hilir.

Baca Juga: Menghitung Kondisi MIND ID yang Berniat Ambil Alih Saham Vale Indonesia dan Freeport

Hal ini bisa dilakukan jika Mind Id memiliki kepemilikan mayoritas atau setidaknya setara dengan Vale Canada Limited (VCL) yang sebelumnya bertindak sebagai entitas pengendali.

“Mungkin kedepannya (RI) ya bisa memaksa Vale, dalam tanda kutip, untuk bikin smelter di sini. Selama ini bijih nikel itu kan sama Vale itu cuma diolah menjadi feronikel, habis itu dilempar ke Jepang sama Kanada,” kata Teguh saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (9/11).

Selain merealisasikan semangat hilirisasi yang digaungkan oleh pemerintah, tindakan tersebut juga kelak bakal menguntungkan bagi Mind Id maupun Vale Indonesia. Sebab, kata Teguh, pengolahan feronikel lebih lanjut ke tingkat yang lebih hilir untuk keperluan seperti misalnya bahan baku baterai kendaraan listrik bisa menghasilkan nilai tambah berkali-kali lipat.

“Kalau misalnya INCO (red. kode saham Vale Indonesia) beneran bikin smelter di sini, itu kan produk hilir. Ada nilai tambah,” kata Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×