kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketua DPN APTI: Petani makmur jika pemerintah melindungi sektor tembakau


Minggu, 02 Juni 2019 / 20:00 WIB
Ketua DPN APTI: Petani makmur jika pemerintah melindungi sektor tembakau


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - TEMANGGUNG. Ketua umum Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (DPN APTI) Agus Parmuji berpendapat profesi petani tembakau bukanlah sekedar profesi yang dengan enteng dialihkan ke sektor lainnya. 

Menurutnya pemahaman umum profesi sebagai status sosial tidak bisa disematkan kepada para petani tembakau. Pasalnya, profesi yang melekat kepada mereka sudah mendarah daging alias sudah menjadi budaya yang tidak dapat dipisahkan dengan alam yang menjadi sumber penghidupannya.

"Petani tembakau merupakan budaya turun temurun atau warisan yang sudah dibudayakan secara benar berdasarkan musim, karakteristik daerah,” kata Agus dalam siaran persnya, Minggu (2/6).
 
Agus menuturkan di daerah sentra tembakau pada bulan-bulan tertentu hanya bisa di tananami tembakau dengan dasar musim, tanah, dan topografi daerah. 

Agus menambahkan petani tidak bodoh, mereka masih mempertahankan tembakau karena selain lokalistik topografi hanya tembakau yang bisa ditanam karena tembakau mempunyai nilai ekonomi tinggi.

Gerakan anti tembakau yang didorong oleh rezim kesehatan dunia berkepentingan untuk mematikan keberlangsungan sektor pertembakauan Indonesia. Mereka mendorong pemerintah untuk membuat pelbagai kebijakan (regulasi) yang muaranya mematikan sektor industri hasil tembakau (IHT). Diantaranya, pengenaan cukai tinggi, Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR), dan masih banyak lagi. 
 
Kompleksnya persoalan tersebut yang berdampak pada IHT, Agus meminta pemerintah agar melakukan langkah-langkah konkret yang pada intinya adanya keberpihakan pemerintah terhadap sektor IHT.

"Pemerintah harus berfikir seimbang dan rasional dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan sektor IHT. Dengan dalih apapun mohon pertanian tembakau untuk dilestarikan jangan didorong untuk dihilangkan,” ujarnya.
 
Agus pun menegaskan suka atau tidak suka bahwa tembakau masih menjadi pokok pemasukan negara yang tidak bisa dianggap enteng kontribusinya. Kita lihat dari unsur cukainya saja sangat signifikan, IHT juga menyerap ketenagakerjaan, serta perguliran ekonomi di tingkat pedesaan mulai dari budidaya menanam sampai panen yang tidak pernah merepotkan Pemerintah. 
 
Oleh karena itu, petani tembakau, tanaman tembakau dan IHT harus dilindungi dengan kebijakan 'sakti' yang memberikan angin segar bagi semua komponen IHT.

"Selamatkan tembakau selamatkan Indonesia, dengan menyelamatkan dan melestarikan tembakau maka kedepan akan tercipta petani makmur, industri subur dan negara tidak akan hancur," kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×