kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kimia Farma masuk bisnis properti


Sabtu, 19 Juli 2014 / 07:40 WIB
Kimia Farma masuk bisnis properti
ILUSTRASI. Mata uang Dolar Amerika Serikat. Utang Luar Negeri Swasta Tercatat Menyusut pada Kuartal IV-2022.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk tak mau lama-lama menggantang cita-cita. Produsen obat plat merah ini bakal merealisasikan rencana untuk mengubah aset-aset tak produktifnya menjadi hotel. Kabar terbaru, Kimia Farma sudah meneken perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga untuk membangun hotel di tiga lokasi.

Tiga aset tidak produktif yang bakal disulap menjadi hotel tersebut berlokasi di Senen (Jakarta Pusat), Matraman (Jakarta Timur) dan kawasan Dago (Bandung). Perusahaan berkode KAEF di Bursa Efek Indonesia ini berencana mendirikan hotel bintang 3 atau hotel 4.

Sebagai informasi, Kimia Farma tercatat memiliki lahan seluas 1.200 meter persegi (m²) di Senen. Lantas di Matraman dan Dago, perusahaan ini memiliki lahan seluas, masing-masing, 4.000 m² dan 3.000 m².

Sayangnya, meski mengaku telah mendapatkan mitra bisnis, Kimia Farma belum mau membeberkan identitas sang mitra bisnis. "Untuk tiga lokasi itu kami sudah mendapatkan pemenang tendernya setelah melalui proses pitching dari awal tahun ini," kata Direktur Utama Kimia Farma Rusdi Rosman kepada KONTAN, Jumat (18/7).

Yang pasti, kesepakatan kedua perusahaan tersebut paling tidak mencakup tiga klausul. Pertama, menempatkan apotik dan klinik di dalam calon ketiga hotel tadi.

Kedua, semua biaya investasi menjadi tanggungan mitra bisnis Kimia Farma. "Kami tak keluar duit sepeser pun karena seluruh biaya pembangunan ditanggung pihak ketiga," ungkap Rusdi.

Lantaran Kimia Farma tidak urunan dana pembangunan, perusahaan ini baru bisa menikmati cuan bisnis hotel pada tahun ketiga setelah hotel tersebut resmi menerima tamunya pertama kali. Dus, di tahun pertama sampai ketiga, Kimia Farma hanya menadah cuan dari hasil penjualan obat di apotik dan klinik di dalam hotel tadi.

Kimia Farma menyebut model kerjasama pembangunan hotelnya dengan nama revenue sharing. Namun, Rusdi belum bisa memaparkan lebih rinci bentuk revenue sharing yang dimaksud ini.

Ketiga, setelah 25 tahun hotel beroperasi, Kimia Farma akan memiliki hotel-hotel tersebut seutuhnya.

Membangun 10 hotel

Tentu Kimia Farma tak hanya sekadar memanfaatkan aset nganggur-nya. Perusahaan ini juga sudah membikin perhitungan bisnis mengapa memilih membangun hotel ketimbang jenis properti lain.

Rusdi mengatakan, "Pembangunan hotel ini adalah memberi nilai tambah bagi aset yang tak produktif sehingga bisa menekan beban biaya operasional dan kami bisa mendapatkan recurring income (pendapatan berulang)," terang Rusdi. Hanya, Rusdi belum bisa berbagi proyeksi recurring income yang bakal dikempit kelak.

Lebih dari itu, pembangunan tiga hotel tersebut adalah bagian dari rencana Kimia Farma mengubah 10 aset tak produktif menjadi hotel selama setahun mendatang. "Tahun ini kami buka enam dulu. Barulah nanti tahun depan kami akan ada empat lagi," kata Rusdi.

Setelah tiga hotel di Senen, Matraman dan Dago, bakal menyusul tiga lokasi lain yakni di Makassar (Sulawesi Selatan), Bali dan Medan (Sumatra Utara). Menurut Rusdi, aset bangunan di tiga lokasi ini berada di lokasi yang termasuk kawasan premium. Oleh karena itu potensi bisnis hotel di sana cukup menjanjikan.

Sebagai informasi, di Ibu Kota Sulawesi Selatan tersebut, Kimia Farma tercatat memiliki lahan seluas 3.800 m². Kalau di Bali dan Medan, perusahaan ini tercatat memiliki lahan masing-masing seluas 3.000 m² dan 1.800 m².

Meski telah menyusun daftar panjang rencana di lini bisnis baru, Kimia Farma mengaku belum berniat membikin anak perusahaan yang khusus menangani bisnis properti. Perusahaan ini beralasan, toh baru bisa menikmati keuntungan berupa  recurring income hotel di tahun ketiga pasca proyek pertama nanti beroperasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×