kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja ekspor industri hilir kehutanan hingga November 2020 capai US$ 10,1 miliar


Rabu, 02 Desember 2020 / 18:44 WIB
Kinerja ekspor industri hilir kehutanan hingga November 2020 capai US$ 10,1 miliar
ILUSTRASI. Pekerja tengah memotong kayu gelondongan di rumah pemotongan kayu di Jakarta, Rabu (29/7)


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) menyebutkan, kinerja ekspor industri hilir kehutanan sejak awal tahun hingga November 2020 mencapai  US$ 10,1 miliar. Hal ini menurun 4,9% secara year on year (YoY) dibanding tahun lalu pada periode sama yang mencapai US$ 10,6 miliar.

“Sampai November 2020 total nilai ekspor mencapai US$ 10,1 miliar,” kata Ketua Umum APHI Indroyono Soesilo dalam diskusi virtual, Rabu (2/12).

Ia mengakui, pandemi covid-19 membuat industri kehutanan juga terdampak. Hal ini terlihat dari kinerja ekspor kehutanan yang turun hingga minus 8,4 persen secara year on year (yoy) hingga Mei 2020.

Keadaan mulai membaik saat kinerja ekspor hingga November 2020 menunjukkan penurunan menjadi minus 4,9% secara yoy. Meski kinerja menurun, APHI menyebut tidak banyak terjadi PHK karyawan sektor kehutanan.

Baca Juga: Sebanyak Rp 46,4 triliun insentif pajak sudah dimanfaatkan lebih dari 200 ribu WP

“Kami laporkan tidak banyak terjadi PHK terhadap para pekerja usaha kehutanan ini dari hulu hilir yang jumlahnya sekitar 1,5 juta karyawan,” ucap dia.

Indroyono mengatakan, penurunan kinerja tersebut karena menurunnya permintaan pasar global akan produk industri kehutanan. Namun, pihaknya tetap optimis kinerja ekspor mulai membaik. APHI menargetkan ekspor sektor usaha kehutanan tahun 2020 mencapai US$ 11 miliar.

“Oleh karena nya di tengah pandemi covid-19 sebagian besar kegiatan APHI fokus untuk mendorong memberikan bantuan kepada anggota nya agar tetap bertahan dan menjalankan kegiatan operasionalnya,” ungkap dia.

APHI menyebut, produksi kayu dan hutan alam sejak awal tahun hingga November mencapai sekitar 4,47 juta meter kubik atau menurun 18 persen dari periode yang sama pada tahun 2019 yang sebanyak 5,4 juta meter kubik.

“Penurunan diprediksi akan terus berlangsung sampai akhir 2020 karena berkurangnya permintaan pasokan terutama dari industri plywood yang menyerap sebanyak 70% dari produksi kayu alam,” ungkap Indroyono.

Selanjutnya: Respons APHI atas revisi beleid soal PNBP sektor kehutanan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×