kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja industri kabel di tahun ini sulit bangkit


Jumat, 14 Agustus 2020 / 20:09 WIB
Kinerja industri kabel di tahun ini sulit bangkit
ILUSTRASI. Asosiasi Produsen Kabel memprediksi kinerja industri kabel di tahun ini hanya bisa menyamai 50% dari kinerja industi kabel di tahun lalu.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Kabel (Apkabel) memproyeksikan kinerja industri kabel di tahun ini hanya bisa menyamai 50% dari kinerja industi kabel di tahun lalu. Hal ini disebabkan efek gulir pandemi corona dan modal kerja yang seret akibat piutang PT PLN yang belum terbayar.

Ketua Umum Apkabel Noval Jamalullail mengatakan, industri kabel dibagi menjadi kabel listrik dan kabel telekomunikasi. Adapun kabel listrik dibagi menjadi tiga sektor sesuai tujuan pasar yakni untuk proyek PLN, non-PLN, dan ritel.

"Saat ini, untuk yang proyek BUMN khususnya PLN, mereka sedang kesulitan dana. Jadi jangankan bercerita yang akan dipesan, yang belum dilunaskan (outstanding) saja belum ada yang dibayar di 2020," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (14/8).

Baca Juga: Pasar kabel terdampak corona, ini strategi Voksel Electric (VOKS)

Noval menyatakan persoalan ini muncul karena subsidi dan stimulus pemerintah untuk PLN saat ini belum turun. Oleh karenanya, PLN belum bisa menyelesaikan pembayaran kepada industri kabel maka otomatis tidak ada pemesanan.

Noval mengungkapkan ada 23 pabrik anggota Apkabel yang hanya melayani proyek PLN, sejak Juni 2020 sebagian besar sudah merumahkan karyawan bahkan sudah ada yang melakukan PHK. Hal ini karena pengeluaran fix cost yang besar namun tidak diiringi dengan pemasukan yang dapat menunjang bisnis mereka.

Kemudian untuk pabrik kabel yang melayani non-PLN, diakui Noval saat ini masih bisa menjalankan aktivitas produksi. Hanya saja rata-rata utilisasi di kisaran 20%-30%. Rendahnya utilisasi pabrik juga disebabkan pihak swasta maupun perusahaan di bawah pemerintah masih wait and see untuk ekspansi di tengah pandemi Corona.

Sementara saat ini sektor yang masih lumayan berjalan adalah dari segmen ritel. Noval memaparkan, saat April-Mei 2020 penjualan di sektor ini sempat berhenti tapi setelah ada transisi PSBB atau di bulan Juli 2020 sudah mulai ada kenaikan permintaan. Menurutnya, permintaan di sektor ritel lebih baik karena proyek yang berjalan tidak masuk ke program pemerintah seperti apartemen maupun renovasi rumah.

"Rata-rata utilisasi pabrik yang menjual ke segmen ritel ini ada yang sampai di kisaran 30%-40%," jelas Noval.

Melihat pergerakan aktivitas bisnis di industri kabel yang tidak signifikan, Noval memproyeksikan, kinerja industri kabel maksimal hanya bisa menyamai 50% dari kinerja tahun lalu.

Baca Juga: Terdampak Covid-19, Jembo Cable Company (JECC) revisi target penjualan tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×