Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Di tengah kondisi perdagangan global yang penuh ketidakpastian, bisnis ekspor rupanya malah menjadi salah satu yang menjaga kinerja PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) tetap stabil selama paruh pertama 2025.
Pada semester I-2025, WOOD mencatat kenaikan pendapatan 0,69% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 1,45 triliun. Meski moderat, pertumbuhan ini menjadi capaian positif di tengah penurunan yang terjadi pada mayoritas pos pendapatan perseroan.
Menengok laporan keuangan WOOD, hanya ada dua pos pendapatan yang naik, yakni dari lini ekspor building component yang naik 23,53% secara YoY menjadi Rp 1,26 triliun dan lini impor set up yang tumbuh 7,06% secara YoY menjadi Rp 4,85 miliar.
Tak heran, ekspor building component berhasil naik di tengah gejolak perdagangan global berkat pengecualian tarif berdasarkan Annex II. Alhasil, in total segmen ini menyumbang lebih dari 87% total pendapatan ekspor manufaktur perseroan.
Baca Juga: Integra (WOOD) Tetap Kejar Pertumbuhan Kinerja Dobel Digit Meski Ada Tarif Trump
Nah, dampak ketidakpastian tarif dagang global baru terlihat pada dua lini ekspor lainnya yang kompak lesu, yakni ekspor set up yang turun 38,11% secara YoY menjadi Rp 102,68 miliar dan ekspor knock down yang turun 67,16% secara YoY menjadi Rp 76,25 miliar. Maklum, produk dari dua lini ekspor ini memang tak mendapat pengecualian tarif.
Secara keseluruhan, lini ekspor manufaktur masih menjadi motor utama kinerja WOOD.
Investor relation PT Integra Indocabinet Tbk Ravenal Arvense menyebut, tren penjualan terbaru perseroan kini juga mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang menjanjikan.
“Seiring pertumbuhan signifikan penjualan furnitur melalui platform e-commerce di AS tahun lalu, WOOD telah meluncurkan dua dari empat brand furniture yang direncanakan untuk platform e-commerce,” papar Ravenal dalam keterangannya, Senin (4/8/2025).
WOOD juga bakal memaksimalkan strategi diversifikasi yang menurut Ravenal sudah menunjukkan hasil sejak akhir 2024. Pada Juni 2025, perseroan berhasil menyelesaikan pengiriman pertama produk flooring ke Eropa senilai sekitar US$ 1 juta melalui kemitraan strategis, menargetkan pasar impor Eropa yang bernilai US$ 8,1 miliar per tahun.
Pun, pengiriman tambahan diharapkan meningkat dalam beberapa bulan mendatang, dengan produksi outdoor furniture berbahan aluminium yang dijadwalkan dimulai pada bulan Agustus dan dikirim perdana pada awal September.
Selain itu, WOOD kini tengah mempersiapkan ekspor ke Timur Tengah, dengan nilai pasar impor tahunannya diperkirakan mencapai US$ 6,8 miliar.
“Ini akan kian memperluas pasar perseroan,” kata Ravenal.
Baca Juga: Integra (WOOD) Tunggu Kejelasan Tarif Trump, Sambil Terus Memacu Diversifikasi Ekspor
Memasuki semester II-2025, Ravenal bilang pasar ekspor inti masih mengantongi potensi besar dengan tarif tambahan AS sebesar 19% untuk produk Indonesia.
“Sebagai perbandingan, Vietnam, eksportir furniture kayu terbesar ke AS dikenakan tarif 20%,
sementara barang yang dikirim ulang (transshipment) melalui Vietnam dikenakan tarif lebih tinggi sebesar 40%. Ini memperkuat daya saing Indonesia dan WOOD,” ujarnya.
Untuk diketahui, pada semester I-2025 ini WOOD berhasil menumbuhkan laba bersih sebesar 5,16% secar YoY menjadi Rp 83,11 miliar dengan marjin bersih sebesar 5,7%, meningkat dari level 5,5% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun laba operasional tercatat sebesar Rp 172,8 miliar. Menurut Ravenal, capaian itu mencerminkan pengelolaan biaya yang disiplin di tengah perubahan komposisi produk dan tekanan makroekonomi.
Pun, marjin kotor turun menjadi 22,4% dari sebelumnya 24,1%, seiring meningkatnya kontribusi dari produk building component yang lebih berorientasi pada volume dengan marjin yang lebih rendah.
Selanjutnya: Mayoritas Emiten Ritel LQ45 Raih Catat Kinerja Positif, Cek Rekomendasi Analis
Menarik Dibaca: 4 Shio yang Diprediksi Kaya Raya Meski Sedang Kesulitan Finansial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News