Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Kedaung Indah Can Tbk (KICI) mengalami penyusutan pada semester I/2023. Hal itu disebabkan lesunya kinerja ekspor pada paruh pertama tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Kedaung Indah Can, Ing Hidayat Karnadi, mengatakan, kinerja perseroan di paruh pertama mengalami tekanan terutama dari sisi penjualan ekspor, terutama ke pasar Amerika Serikat sebagai negara tujuan ekspor utama KICI.
“Seperti kita ketahui bersama bahwa ekonomi global masih dibayangi oleh inflasi tinggi dan penurunan daya beli,” ungkap Ing, saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (30/7).
Baca Juga: Bisnis Kedaung Indah Can (KICI) Lesu di Semester I-2023, Simak Kinerja Keuangannya
Untuk diketahui, penjualan neto KICI turun 24,39% menjadi Rp 35,64 miliar pada semester I-2023. Di mana, pasar ekspor yang berkontribusi sebesar Rp 4,02 miliar mengalami penurunan penjualan hingga 68,71% dari sebelumnya Rp 12,85 miliar pada periode yang sama tahun 2022.
Selain pasar ekspor, kondisi pasar domestik juga mengalami tekanan daya beli, meskipun tidak sebesar pasar global. Namun demikian, kondisi tersebut cukup berpengaruh terhadap kinerja KICI di semester I-2023.
Di mana, penjualan lokal tercatat menurun 7,86%, dari semula Rp 34,31 miliar pada semester I-2022 menjadi Rp 31,61 miliar di semester pertama tahun ini.
KICI memproyeksikan menurunnya daya beli konsumen masih akan berlanjut sampai akhir tahun nanti. Hal ini dinilai bakal ikut berdampak juga ke bisnis perusahaan.
Baca Juga: Ekspor Kedaung Indah Can (KICI) Terhambat Inflasi di Amerika Serikat
“Karena melihat masih tingginya tingkat suku buka di Amerika yang akan berdampak pada masih akan berlanjutnya tekanan daya beli,” tambahnya.
Meski demikian, KICI berupaya untuk tetap bisa mempertahankan bisnis mereka, setidaknya bisa menyamai realisasi kinerja di tahun 2022.
Per akhir Juni 2023, KICI terpantau menanggung kerugian hingga Rp 1,93 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya KICI masih meraup laba periode berjalan sebesar Rp 2,11 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News