Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan batubara masih bergerak sesuai harapan, perusahaan produsen batubara optimistis prospek industri batubara di 2021 positif. Kondisi tersebut didukung perbaikan ekonomi di tengah pandemi Covid-19, serta didukung tingginya permintaan batubara yang tinggi, khususnya dari China
Direktur PT ABM Investama Tbk (ABMM) Adrian Erlangga Sjamsul mengungkapkan, dari target produksi batubara 2021 sebanyak 13,5 juta ton, perusahaan sudah berhasil menjual 29% dari total target. Adapun kontribusi penjualan ekspor masih jadi yang terbesar yakni sekitar 75% dari total penjualan, sedangkan untuk domestik sisanya atau 25%.
"Penjualan batubara kami di atas target kuartal I-2021 yakni 4 juta ton, dengan porsi domestik sesuai dengan Domestic Market Obligation (DMO)," ungkap Adrian kepada Kontan, Senin (29/3).
Baca Juga: Kaltim Prima Coal (KPC) akan manfaatkan 30.000 ton FABA tahun ini
Berkaca dari kondisi tersebut, Adrian optimistis tren penjualan batubara yang berada di atas target masih akan berlanjut hingga akhir tahun. Bahkan ABMM juga tengah memikirkan potensi untuk mengubah target produksi batubara 2021 yang saat ini berada di level 13,5 juta ton.
Sebagai perusahaan yang memiliki bisnis utama tambang khususnya batubara untuk menghasilkan energi, Adrian menjelaskan kalau prospek bisnis perusahaan ke depan sangat bergantung pada prospek kebutuhan energi.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di Asia masih tampak pesat di tengah tahun pandemi. Dengan begitu, kebutuhan batubara sebagai tambahan energi masih akan diperlukan. Apalagi, Adrian menilai kalau kawasan Asia masih mengandalkan batubara sebagai sumber energi utama.
Di samping itu, dengan berhasilnya roll out vaksin Covid-19 di Asia, maka Adrian meyakini baik tahun ini maupun di tahun-tahun yang akan datang ekonomi Asia masih akan bertumbuh pesat. Adapun prediksinya, harga batubara tahun ini akan bergerak di kisaran US$ 80 per ton hingga US$ 90 per ton.
Baca Juga: Samindo Resources (MYOH) targetkan overburden removal capai 36,4 juta bcm di 2021
"Di sinilah kebutuhan batubara akan meningkat, coal is riding on the growth of Asian economics," tambahnya.
Sementara itu, Head of Corporate Communication PT Indika Energy Tbk (INDY), Ricky Fernando mengungkapkan, permintaan batubara dari dalam dan luar negeri masih cukup tinggi. Hal tersebut ditopang oleh perbaikan permintaan batubara khususnya dari China.
Hingga Februari 2021, Ricky mengungkapkan kalau produksi batubara INDY masih berjalan sesuai yang direncanakan. Adapun untuk komposisi ekspor sekitar 67% dari total penjualan. Sayangnya, untuk angka realisasi produksi dan penjualan di kuartal I-2021 masih dalam proses perhitungan.
"Target penjualan tahun ini selaras dengan target produksi yaitu 31,4 juta ton yang terdiri dari produksi Kideco 30 juta ton dan MUTU mencapai 1,4 juta ton," jelas Ricky kepada Kontan, Senin (29/3).
Baca Juga: Penjualan batubara dan emas naik, simak rekomendasi saham United Tractors (UNTR)
Ricky juga memperkirakan prospek harga batubara tahun ini bakal lebih baik dibandingkan tahun lalu, seiring dengan perbaikan ekonomi yang ditopang oleh ketersediaan vaksin Covid-19.
Adapun tantangan INDY untuk tahun ini masih terkait kebijakan impor batubara dari negeri Tirai Bambu. Kondisi tersebut diyakini cukup berpengaruh, bahkan menjadi faktor utama pergerakan harga batubara ke depan.
Selanjutnya: Perusahaan batubara jaga tingkat produksi di tengah tren harga yang positif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News